Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pastoral Transformatif: Sebuah Terobosan Terukur, Tercapai dan Terkontrol

30 Juli 2021   13:00 Diperbarui: 30 Juli 2021   13:05 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam pelaksanaan kegiatan, tidak ada yang berjalan sendiri-sendiri. Itu tercermin sejak dalam perencanaan. Beberapa komisi bisa merencanakan satu kegiatan yang sama.

Selain itu, kerja sama lintas sektor terjadi melalui kerjasama Gereja dan pemerintah. Dalam kalender pastoral tahunan Keuskupan Atambua, di sana bisa dijumpai bahwa pendamping karya pastoral, selain dari komisi-komisi juga melibatkan dinas-dinas terkait dari pemerintah kabupaten: Belu, Malaka dan TTU.

Puspas harus memastikan bahwa semua program pastoral yang telah direncanakan harus dapat dilaksanakan, dimonitoring dan dievaluasi, dan dikontrol pelaksanaannya sehingga berhasil dan berdampak bagi umat sesuai dengan visi dan misi pastoral Keuskupan Atambua 2018-2023.

DAPUR YANG TERUS MENYALA BUKAN HANYA BERASAP

Roh Kudus berkarya dalam dan melalui pekerjaan pelayanan yang sekecil apa pun itu, namun berdampak besar bagi umat. Kantor Puspas sebagai Dapur Pastoral berjuang terus agar api itu tetap menyala, bukan hanya berasap. Nyalanya membakar semangat, mulai dari mereka yang berada di dalam dapur dan ke luar menjumpai mereka yang sedang dalam peziarahan dan pencaharian akan kasih dan kebenaran.

Tahun 2020-2021 adalah tahun penuh kenangan. Tahun yang boleh dicatat sebagai tahun tanpa karya pastoral. Sebab selama tahun ini api pastoral redup karena diterpa pandemi Covid-19. Namun di tengah situasi yang tak menentu di mana tak satupun kegiatan pastoral dapat dilaksanakan, api semangat itu tidak padam.

Selain pekerjaan di dalam ruangan, juga ada Opus Manuale setiap hari Jumat dan Sabtu. Pekerjaan di luar ruangan bertujuan untuk mengejawantahkan ajakan Paus Fransiskus: Laudato Si dengan pembuatan pupuk organic, penanaman dan pembersihan tanaman Maek Bako (porang), penanaman pisang dan lain-lain.

Komunitas Puspas juga mengadakan rekoleksi bersama dua kali setahun yakni pada saat menjelang Natal (tanggal  23/12) dan menjelang Paskah. Tujuannya untuk semakin memperdalam iman, mengakrabkan satu sama lain dan sebagai persiapan akhir menghadapi hari raya.

PROGRAM PASTORAL TERUKUR DAN TERKONTROL

Setiap tahun, pusat pastoral melakukan kegiatan evaluasi dan perencanaan pastoral. Setiap kegiatan pastoral yang direncanakan mesti terukur dan terkontrol. Terukur maksudnya kegiatan yang direncanakan harus bisa dilaksanakan, baik dari sisi paroki maupun dari komisi. Demikian pun dari sudut waktu, tempat maupun dari segi dana yang tersedia. Terkontrol maksudnya kegiatan itu harus dipastikan termuat dalam kalender pastoral keuskupan, dekenat dan paroki. Ada monitoring dan evaluasi (monev). Tujuannya untuk mengontrol agar kegiatan yang sudah direncanakan dipastikan terlaksana dan berdampak baik kepada pihak perencana maupun pihak pendamping. Namun yang paling penting adalah dampaknya bagi umat.

Selain program tahunan, ada juga program lima tahunan yang disebut Muspas atau Musyawarah Pastoral. Sejak Mgr. Dominikus Saku sebagai Uskup Keuskupan Atambua, sudah diselenggarakan tiga kali Muspas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun