Mohon tunggu...
YosArianda
YosArianda Mohon Tunggu... Pelaut - Petani

Terlahir dari tangisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Duka Ibu Pertiwi

20 November 2020   22:20 Diperbarui: 21 November 2020   11:46 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Dari sebrang sana.

Bauh busuk menghundus hidung

Bunyi mesin merontak menyokong telinga

Tak ada hujan hanyalah debu merias mata.

Yah dari sanalah asal muasalnya.
1.

Biar ku rangkai kalimat ini 

Agar lepas amarah ini

Teruntuk Nenek moyang si penjaga ALAM

Dan napsu manusia generasi yang rakus

2.

Masih terbayang kalimat itu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun