Mohon tunggu...
YosArianda
YosArianda Mohon Tunggu... Pelaut - Petani

Terlahir dari tangisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Duka Ibu Pertiwi

20 November 2020   22:20 Diperbarui: 21 November 2020   11:46 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nenek moyang beri kami keberanian untuk melawan tungku tungku tirani yang mencekam ini.

9.

Di dalam barisan perjuangan ini

Akan ku lantuntkan sebuah sumpah

"Jika tubuh kami mati, kata-kata akan terus hidup bergentayangan di dalam mimpi-mimpi tirani.

Kematian bagi kami hnyalah debu tapi alam pertiwi adalah ibu.

Siapa yang tega ibunya di perkosa lebih baik mati di makan belatung.

Lebih baik tidak hidup sama sekali dari pada asi ibu pertiwi di sembeli berulang kali.

Lebih baik mati melawan dari pada diam menangis.

Duka ibu pertiwi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun