Mohon tunggu...
Yosafati Gulo
Yosafati Gulo Mohon Tunggu... profesional -

Terobsesi untuk terus memaknai hidup dengan belajar dan berbagi kepada sesama melalui tulisan. Arsip tulisan lain dapat dibaca di http://www.yosafatigulo.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bersekutu dengan Dhani, Adhyaksa Dault, dan Sandiaga Uno Melawan Ahok, Yusril Menggali Kuburannya Sendiri

6 Maret 2016   16:07 Diperbarui: 6 Maret 2016   22:47 4192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kendati berjanji dapat mengumpulkan sejuta copy KTP dalam waktu singkat, gerakan ke arah itu belum tampak. Yang tampak adalah kebalikan dari gerakan Ahok. Setelah menemui Ketua PD, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di kediaman beliau di Cikeas tanggal 29/2/2016, Yusril bukannya mengumpulkan copy KTP seperti digembar-gembor sebelumnya. Ia malah gembira ria memilih ikut saran SBY agar memerbanyak silaturahmi kepada partai lain dan orang-orang berpengaruh.

Kalau Yusril tidak terlalu emosional, saran SBY ini sebenarnya tak perlu ditelan mentah-mentah, lantas diikuti. Bisa jadi, saran itu hanyalah kiat SBY menolak rencana Yusril.

Bukan apa-apa. SBY tampaknya lebih melihat kepentingan rakyat ketimbang menjungkalkan Ahok yang kerjanya telah terbukti baik bagi rakyat Jakarta dan Indonesia. Lagi pula, SBY pasti sudah sangat paham diri Yusril selama jadi anak buahnya di Kabinet Indonesia Bersatu jilid I selama kurang lebih 1,5 tahun, sehingga kena resuffle 7 Mei 2007.

Namun, karena terlalu bersemangat, Yusril tidak ingat itu. Usai dinasehati SBY, ia langsung menyusun rencana bersilaturahmi. Akan dimulai dengan menemui Ketua PDI-P DKI Boy Sadikin, kemudian ke ketua Umum PDI-P, megawati Sukarno Putri, sebagai sosok yang paling berpengaruh dalam menentukan cagub DKI. Setelah itu baru akan dilanjutkan ke pimpinan partai lain.

Yang sudah dilakukan saat ini adalah silaturahmi dengan musisi flamboyan Ahmad Dhani, disusul ke Pak Adhyaksa Dault, Sandiaga Uno yang juga disebut-sebut sebagai calon Cagub dari partai.

Pertemuan dengan Dhani dinilai berhasil. Sudah dicapai kesepakatan bulat untuk saling dukung. Syaratnya, siapa yang tingkat elektabilitasnya tinggi, itulah yang diusung. Untuk itu, dalam waktu dekat mereka akan menyewa lembaga survey dan mendasarkan diri pada hasil survey lembaga tersebut. Jika elektabilitas Dhani lebih tinggi, maka Yusril mundur dan mendukung Dhani. Demikian sebaliknya. Bagi Yusril, kesepakat serupa akan dibicarakan juga dengan Adhyaksa dan Sandiaga Uno.

Kalau hitung-hitungan politik ini berpihak pada Yusril, tentu tidak masalah. Orang-orang dan partai yang mendukungnya tentu rame-rame menjadi mesin politik bagi Yusril untuk mengantarkannya duduk di kursi DKI-1.

Persoalannya, bagaimana kalau yang terjadi hal sebaliknya? Katakan misalnya Dhani atau Sandiaga Uno yang berelektabilitas tertinggi, apakah Yusril konsisten pada uncapannya? Mundur? Ataukah tetap maju dengan jalur independen, perseorangan, dengan menggalang dukungan rakyat lewat pengumpulan copy KTP?

Tentu dua-duanya bisa terjadi. Yusril sendiri berpendirian bahwa dalam politik tidak ada yang tidak mungkin. Tapi jika yang ditempuhnya adalah maju dari jalur independen, maka itu artinya secara terang-terangan Yusril mengkhianati Dhani atau Santiaga Uno. Ini namanya menjilat ludah sendiri.

Sebaliknya, bila tetap konsisten, mundur, dari pencalonan, maka janjinya untuk fight dengan head to head dengan Ahok otomatis tak terwujud. Keputusan ini juga tidak menguntungkannya. Dinilai tidak memiliki komitmen. Gampang umbar janji dan dalam sekejap mengingkarinya. Jilat ludah lagi, bukan?

Dengan demikian, keptusan apa pun yang akan diambil Yusril, tak satu pun yang bernilai baik bagi dirinya sendiri, baik sebagai akademisi maupun politisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun