Mohon tunggu...
Yostan Absalom Labola
Yostan Absalom Labola Mohon Tunggu... Guru - Sederhana

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Data Anak Autisme Belum Akurat?

10 April 2017   15:49 Diperbarui: 25 Juni 2017   16:31 12282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Data BPS menunjukkan bahwa persentase usia anak antara (0-14) tahun (lihat gambar 3) masih sangat tinggi dan diprediksi ada banyak anak dengan kebutuhan khsusus. Karena itu, sudah seharusnya menjadi perhatian serius dalam mendata anak dengan autism.

6-594f824fc22a1e50be01f762.png
6-594f824fc22a1e50be01f762.png
                                                                                               Gambar 3. Proyeksianak usia 0-14 tahun, sumber : BPS

Penyebab dan Penanganan Autisme

Penyebab autisme menurut beberapa penelitan yaitu, (a), kerusakan jaringan otak yang terjadi sebelum 20 hari pada saat pembentukan janin (Rodier dkk, 1996 ; Rodier, 2002), (b) bagian otak yang mengendalikan pusat memori dan emosi lebih kecil dari pada anak normal (Minshew dan Goldstein, 1998 ; Minshew dkk., 2005) dan (c) infeksi (toksoplasmosis, rubella, candida, dsb), keracunan logam berat, zat aditif (MSG, pengawet, pewarna) dan obat-obatan lainnnya, tumbuhnya jamur berlebihan di usus anak akibat pemakaian antibotika yang berlebihan menyebabkan kebocoran usus dan tidak sempurnanya pencernaan kasein dan gluten (Handjono, 2004)

Secara neurobiologis diduga terdapat tiga tempat dan mekanisme berbeda yang dapat menyebabkan autisme yaitu, (a) gangguan fungsi mekanisme kortikal menyeleksi atensi (b) Gangguan fungsi mekanisme limbic (c) Gangguan pada proses informasi oleh korteks asosiasi dan jaringan pendistribusiannya (Handojo, 2004). Widyawati (1997) mengemukakan beberapa teori penyebab autisme antara lain ; (a) teori psikososial, (b) teori biologis dan (c) teori imunologi dan (d) infeksi virus

Studi terbaru tentang penyebab autisme mengatakan bahwa penyebab autisme adalah faktor kecenderungan yang dibawa oleh faktor genetic namun penelitian lebih jauh terkait kromosom yang membawa sifat autisme belum terjawab. Saat ini, penelitian terkait berasumsi bahwa autisme lebih cenderung terjadi pada anak laki-laki karena perempuan mampu bertahan terhadap mutasi sehingga memengaruhi perkembangan mentalnya.

Menurut Noviza (2005) beberapa metode penanganan terhadap penyandang autisme dilakukan melalui ; (a) metode terapi applied behavioral analysis (ABA), (b) metode terapi teacch, (c) terapi perilaku (terapi okuvasi dan terapi wicara), (d) terapi biomedik, (e) terapi fisik, (f) terapi sosial, (g) terapi bermain (h)  terapi perkembangan, (i) terapi visual, (j) terapi music (k) terapi obat, (l) terapi lumba-lumba, (m) sosialisasi ke sekolah regular dan (n) sekolah pendidikan khusus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun