Mohon tunggu...
Yoriska Asta
Yoriska Asta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasisa

Undergraduates students of Raja Ali Haji Maritime University department of International Relations. Experienced student with a passion for learning and challenges. Proven teamwork from leadership roles, including over a year as the head of the social media and design division in a campus organization. Actively engaged in Model United Nations (MUN) at both national and international levels, fostering diplomatic skills and global awareness. Established strong connections with partners and relevant institutions. Ready for new opportunities

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ancaman Konflik di Laut China Selatan Terhadap Kedaulatan Indonesia: Menjaga Natuna

31 Mei 2024   17:30 Diperbarui: 31 Mei 2024   21:03 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 3 Mei 2024, saya berkesempatan menghadiri Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri. Diskusi ini mengikutsertakan berbagai pihak, termasuk Bupati Natuna, perwakilan TNI AL, serta akademisi. Kami membahas isu kritis tentang ancaman konflik di Laut China Selatan terhadap kedaulatan Indonesia, dengan fokus khusus pada wilayah Natuna. 

Sebagai mahasiswa yang menempuh studi di Kepulauan Riau dan menjabat sebagai Puteri Maritim Kepulauan Riau 2023 serta Duta Maritim Indonesia, saya merasa terpanggil untuk meningkatkan kesadaran dan memperjuangkan isu ini dengan lebih intensif.

 

Latar Belakang Konflik Laut China Selatan

Laut China Selatan merupakan jalur perdagangan internasional yang sangat strategis dan kaya akan sumber daya alam. Konflik di wilayah ini dipicu oleh klaim tumpang tindih dari beberapa negara, terutama China yang mengklaim hampir seluruh wilayah tersebut berdasarkan "sembilan garis putus-putus" (nine-dash line). Klaim ini jelas mengancam kedaulatan Indonesia, terutama di wilayah perairan Natuna.

Laut China Selatan adalah salah satu kawasan laut paling strategis di dunia, menghubungkan Samudra Pasifik dengan Samudra Hindia. Kawasan ini tidak hanya penting sebagai jalur pelayaran internasional yang menghubungkan Asia Timur dengan Eropa dan Timur Tengah, tetapi juga kaya akan sumber daya alam seperti minyak, gas alam, dan ikan. 

Berdasarkan data dari Council on Foreign Relations, diperkirakan sekitar satu pertiga dari total perdagangan laut dunia melewati Laut China Selatan setiap tahunnya. Oleh karena itu, stabilitas dan keamanan di kawasan ini menjadi kepentingan global, termasuk bagi Indonesia.

Solusi dan Strategi

Dalam diskusi tersebut, berbagai solusi untuk mengatasi ancaman ini diusulkan. Berdasarkan pemahaman saya, solusi yang paling realistis dan mendesak adalah peningkatan infrastruktur di Natuna, pengembangan Natuna sebagai kota maritim, dan pemberdayaan masyarakat lokal. Berikut penjelasan rinci dari solusi-solusi tersebut:

1. Peningkatan Infrastruktur

Masalah utama yang dihadapi Natuna adalah kekurangan infrastruktur. Seperti yang diungkapkan oleh Wakil Bupati Natuna, kapal-kapal asing yang melintasi Selat Melaka cenderung singgah di Singapura untuk memenuhi kebutuhan mereka seperti bahan bakar dan logistik. Hal ini disebabkan oleh kurangnya fasilitas yang memadai di Natuna. Dengan meningkatkan infrastruktur seperti pelabuhan, fasilitas pengisian bahan bakar, dan akomodasi, Natuna dapat menjadi pilihan utama bagi kapal-kapal asing untuk singgah.

Analogi yang tepat adalah "lebah tidak akan singgah ke bunga jika tidak ada madu," yang berarti investasi dan kehadiran internasional tidak akan datang jika fasilitas dasar tidak tersedia. Infrastruktur yang memadai akan memberikan dampak positif yang signifikan, tidak hanya dalam hal meningkatkan arus perdagangan dan logistik, tetapi juga dalam menarik investasi asing yang dapat mendorong pembangunan ekonomi daerah.

Selain itu, infrastruktur yang baik akan mendukung kegiatan operasional TNI AL dalam menjaga kedaulatan wilayah perairan Natuna. Kehadiran pos-pos angkatan laut yang dilengkapi dengan fasilitas canggih akan meningkatkan kemampuan patroli dan respon cepat terhadap ancaman asing, sehingga memberikan rasa aman bagi masyarakat dan nelayan setempat.

2. Pengembangan Natuna sebagai Kota Maritim

Untuk mengembangkan Natuna sebagai kota maritim, diperlukan investasi signifikan di berbagai sektor seperti perikanan, pariwisata, dan industri maritim lainnya. Potensi perikanan di Natuna sangat besar dengan jenis ikan yang memiliki nilai jual tinggi. Namun, tanpa pengelolaan yang baik dan infrastruktur pendukung, potensi ini tidak dapat dimaksimalkan. 

Dengan adanya tempat penjualan ikan yang modern dan fasilitas pengolahan, hasil tangkapan dapat diolah dengan baik sehingga memberikan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Potensi ikan di Natuna meliputi jenis-jenis ikan yang bernilai ekonomi tinggi seperti ikan tenggiri, kerapu, kakap merah, tuna, dan layur. Ikan-ikan ini memiliki permintaan yang tinggi baik di pasar domestik maupun internasional.

Pengembangan sektor pariwisata juga bisa menjadi salah satu strategi untuk mengangkat perekonomian Natuna. Dengan kekayaan alam bawah laut dan keindahan pantai-pantai yang dimiliki, Natuna memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata bahari. Investasi dalam fasilitas pariwisata seperti resor, hotel, dan pusat-pusat rekreasi bahari akan menarik wisatawan domestik maupun mancanegara, yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan daerah dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat setempat.

Industri maritim lainnya, seperti galangan kapal dan pusat perawatan kapal, juga dapat dikembangkan di Natuna. Kehadiran industri ini tidak hanya akan menyediakan lapangan kerja, tetapi juga mendukung aktivitas ekonomi lainnya yang berkaitan dengan maritim.

3. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah kunci untuk menjaga kedaulatan di Natuna. Saat ini, banyak nelayan yang hanya menangkap ikan dan menjualnya langsung kepada pembeli, yang berarti hanya satu orang yang mendapatkan keuntungan. Dengan memberdayakan sumber daya manusia (SDM) dan membangun fasilitas penjualan dan pengolahan ikan di Natuna, lebih banyak orang dapat terlibat dan mendapatkan manfaat ekonomi.

Pelatihan dan edukasi bagi masyarakat lokal tentang teknik penangkapan ikan yang lebih efisien dan berkelanjutan juga sangat penting. Selain itu, pemberian akses terhadap teknologi dan modal usaha akan membantu nelayan dan masyarakat lokal untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka.

Pelatihan-pelatihan tersebut dapat mencakup teknik pengolahan hasil tangkapan, manajemen bisnis perikanan, hingga pemasaran produk perikanan secara digital. Dengan demikian, nelayan tidak hanya berperan sebagai penangkap ikan, tetapi juga sebagai pengusaha yang mampu mengelola dan memasarkan hasil tangkapannya dengan baik.

Pengembangan koperasi nelayan juga bisa menjadi solusi untuk memperkuat posisi tawar nelayan dalam pasar. Koperasi dapat berfungsi sebagai wadah untuk mengumpulkan hasil tangkapan, melakukan proses pengolahan, hingga pemasaran produk perikanan. Dengan sistem koperasi, keuntungan yang diperoleh bisa didistribusikan secara merata kepada anggotanya, sehingga kesejahteraan masyarakat nelayan bisa meningkat.

Ancaman konflik di Laut China Selatan terhadap kedaulatan Indonesia, khususnya di Natuna, adalah isu serius yang memerlukan perhatian dan tindakan segera. Dari diskusi yang diadakan, solusi yang paling realistis dan mendesak adalah peningkatan infrastruktur, pengembangan Natuna sebagai kota maritim, dan pemberdayaan masyarakat lokal. Sebagai mahasiswa dan Puteri Maritim Kepulauan Riau 2023 serta Duta Maritim Indonesia, saya berkomitmen untuk terus meningkatkan kesadaran dan berjuang demi masa depan Natuna yang lebih baik.

Dengan kerjasama antara pemerintah, TNI, akademisi, dan masyarakat, kita dapat menjaga kedaulatan dan mengembangkan potensi besar yang dimiliki oleh Natuna. Peningkatan infrastruktur akan memberikan fondasi yang kuat untuk aktivitas ekonomi dan keamanan di Natuna. Pengembangan sebagai kota maritim akan memaksimalkan potensi sumber daya alam dan pariwisata, sementara pemberdayaan masyarakat akan memastikan bahwa manfaat ekonomi yang dihasilkan bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Dengan komitmen bersama, kita dapat memastikan bahwa Natuna bukan hanya menjadi garda depan kedaulatan Indonesia, tetapi juga pusat kemakmuran yang berkelanjutan bagi masyarakatnya. Keberhasilan dalam menjaga dan mengembangkan Natuna akan menjadi contoh bagi wilayah-wilayah lain di Indonesia dalam menghadapi tantangan kedaulatan dan pembangunan.

Dengan demikian, kita dapat menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang mampu melindungi kedaulatannya dan memanfaatkan sumber daya alamnya secara berkelanjutan untuk kesejahteraan rakyatnya.

Sumber

Badan Nasional Pengelola PerbatasanRepublik Indonesia (BNPP RI)

UNCLOS

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun