Di sinilah awal obrolan kami, saya tripikal yang sosialis jadi gak mungkin duduk satu meja tapi gak saling nyapa, mulailah kami berkenalan dan ngobrol mulai dari hal-hal sepele, seperti alamat, kesibukan, kopi juga sampe masalah kerjaan.Â
Hingga saya tidak habis pikir dan kaget, kenapa wanita ini begitu mudahnya dan percaya pada orang yang baru dikenal, untuk menceritakan semua masalah pribadinya. Singkat cerita okta mulai cerita tentang kehidupannya
" 5 tahun yang lalu ibu dan ayah saya berpisah, dulu keluarga kami baik-baik saja, ayah bekerja di perusahaan kontraktor di jakarta, dengan gaji yang lebih dari pada cukup, kehidupan keluargaku sangat tercukupi.Â
" Hingga akhirnya ayah saya meninggalkan saya dan ibu karena wanita lain. Dan saya memutuskan ikut dengan ibu saya , kami pergi dari rumah dan mencari kontrakan. "
" Emang kamu berapa bersaudara Ta.. ? "Â
Saya bertanya lebih dalam, karena saya fikir wanita ini sedang begitu sedih dan butuh kawan ngobrol.
" Saya anak tunggal mas, saya cuma tinggal dengan ibu saya , kami ngontrak di daerah alam sutra. Dan sudah 3 tahun ini ibu saya sakit "
Mendadak saya lihat matanya mulai berkaca-kaca .Â
" Sakit apa Ta , kalau boleh saya tau ? "
" Osteoarthritis stadium 4, sudah hampir 3 bulan ini ibu tidak bisa jalan sampe kakinya bengkak besar banget, kayak tumor. Kata dokter ini sudah parah dan harus di Operasi "
**