Konsep tipe kepribadian yang digunakan oleh tes MBTI ini terlalu sederhana dan tidak mencerminkan keragaman dan kompleksitas individu. Kritik utama terhadap tes MBTI ini adalah konsep tipe kepribadian yang digunakan terlalu simplistik. Manusia memiliki dimensi kepribadian yang sangat kompleks dan beragam yang sulit untuk dipadankan dengan hanya 16 tipe kepribadian yang ditentukan oleh tes MBTI.
Kurangnya Konsisten dan Reliabilitas
Studi empiris telah menunjukkan bahwa hasil tes MBTI ini sering kali tidak konsisten dari waktu ke waktu, bahkan ketika individu diuji dalam kondisi yang sama. Ini menimbulkan pertanyaan tentang reliabilitas tes tersebut.
Kecenderungan Kategori
MBTI menggunakan skala kategori yang membagi individu ke dalam salah satu dari 16 tipe keepribadian yang telah ditentukan sebelumnya. Namun kritikus menunjukkan bahwa manusia tidak dapat dengan cepat dimasukkan ke dalam kotak-kotak yang terbatas dan kecenderungan untuk melihat individu dalam kategori-kategori ini dapat menyebabkan generalisasi yang tidak akurat.
Kurangnya Dasar Empiris
Beberapa kritikus menyoroti kurangnya dasar empiris dari teori yang mendasari MBTI. Tes ini dibangun berdasarkan teori psikologi yang dikemukakan oleh Carl Jung, namun beberapa aspek dari teori ini telah ditolak oleh komunitas ilmiah.
Efek Barnum
Tes MBTI ini dikritik karena memiliki efek Barnum, di mana pertanyaan yang digunakan dalam tes terlalu umum sehingga dapat diterapkan pada sebagian besar orang. Ini menyebabkan hasil yang tampaknya akurat, meskipun sebenarnya tidak memberikan pemahaman yang mendalam tentang kepribadian seseorang.
Pengaruh Konteks dan Pengalaman
Kritikus menyoroti bahwa hasil tes MBTI dapat dipengaruhi oleh konteks dan pengalaman individu saat menjawab pertanyaan. Faktor seperti setiap hari setiap waktu melewati pengalaman yang berbeda-beda yang akhirnya membentuk karakter baru, pemikiran, pola pikir dan perilaku yang berbeda. Bahkan kita keliru menafsirkan maksud dari soal pertanyaan tes MBTI serta menjawab soal sesuai keinginan diri kita bukan realita objektif diri kita. Faktor seperti suasana hati, saat ini, dan keinginan untuk menyenangkan penguji dapat memengaruhi hasil tes MBTI itu.