Mohon tunggu...
Yonathan Lu Walukati
Yonathan Lu Walukati Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pemalas yang kadang suka menulis

Panggil saja Jo.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Minister Heldi, Doa dan Entahlah

13 Mei 2023   08:40 Diperbarui: 13 Mei 2023   08:45 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa hari terakhir, muncul postingan seseakun yang mengatakan bahwa dirinya adalah utusan Tuhan. Dalam pengakuannya tertanggal 13 April 2023, ia mengatakan, "Minister Heldi adalah Utusan Tuhan sebagai Perantara/ Perpanjangan Tangan Tuhan. Melalui doa-doa beliau, ribuan mujizat terjadi khususnya di Se-Asia. Ribuan jiwa yang pulih dan sembuh secara sempurna melalui doa-doa beliau."

Menariknya, klaim tersebut adalah klaim yang dibuat oleh dirinya sendiri di akun facebooknya, yang kemudian didukung oleh beberapa kelompok, pun juga dicibir oleh kelompok lainnya. Bila kau berkunjung ke akunnya (https://www.facebook.com/profile.php?id=100090758726728) kau kan temukan reaksi yang beragam. 

Sejauh ini, saya tertarik untuk membaca komentar yang ada, daripada isi postingan ibu-ibu utusan Tuhan itu. Klaim mukjizat yang diciptakannya tersebut, diberi bukti beberapa video YouTube tentang beberapa yang disebutnya sebagai mukjizat. 

Layaknya testimoni pada orang-orang yang menggunakan jasa-jasa tertentu, yang satu inipun tak luput. "Soalnya, dia itu bukan tim doa biasa. Dia langsung dari perintah Tuhan," demikian testimoni dari seseakun yang diwawancarai oleh teman saya (tidak ingin disebut namanya) secara tidak langsung karena ia melihat komentar temannya yang menjadi pengikut Minister Heldi. Testimoni ini datang dari kesembuhannya, yang sebelumnya sering sesak nafas, tetapi setelah berdoa bersama Minister Heldi, seturut pengakuannya, ia sekarang tidak sesak lagi.

Lalu, siapakah Minister Heldi itu? Lagi-lagi, untuk menjawab ini, saya pakai klaim yang ditulis oleh dirinya sendiri di akun facebooknya. "Minister Heldi juga selain sebagai Pendoa, beliau juga seorang Pengkhotbah, Pewarta Kebenaran Firman Tuhan Secara Online (live/siaran langsung dan meet Zoom). Puji Tuhan, melalui khotbah beliau, banyak jiwa yang sungguh merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup mereka, banyak yang tersesat, namun melalui khotbah Minister Heldi, mereka semua kembali Mencari Tuhan (kembali ke Jalan yang Benar)."

Hufffff
Tulisan dalam tanda kutip di atas, sudah saya perbaiki penulisnya agar pembaca yang budiman tidak sakit mata akibat membaca terlalu banyak huruf kapital. Anggap saja itu mukjizat, karena tidak semua orang bisa menulis dengan menggunakan huruf kapital pada tempatnya. Sekalian tadi saya tambahkan koma dan titik, agar asyik dibaca.

Menarik, bukan? Kalau belum, saya tambahkan satu lagi, yang barangkali bisa meningkatkan daya kepo umat beriman yang dimuliakan negara untuk mencaritahu lebih jauh lagi tentang Minister Heldi, seorang perempuan Sumba yang jadi perawat autisme di Singapura, (yang dipakai Tuhan secara luar biasa). Kalimat dalam kurun ini, lagi dan lagi, saya ambil dari pengakuan Minister Heldi. Dalam kalimat penjelasan tentang dirinya yang lain,  Minister Heldi berkata, "Selain menjadi Pendoa dan Pengkhotbah, Minister Heldi juga adalah seorang penasehat yang luar biasa. Masalah apapun yang kamu hadapi, melalui nasihat beliau, kamu sungguh merasakan damai dan sukacita."

Wah, ini asli keren. Pantas saja ada yang minta doa khusus untuk ibu kos, karena ibu kosnya menaikkan uang kos setiap bulan. Barangkali, harapan peminta doa itu, dengan bantuan doa dan mukjizat dari Minister Heldi, uang kos bulannya bisa diturunkan. Saya, sih, kalau boleh saran pada yang minta didoakan tuan kosnya itu, saya akan minta didoakan agar bisa bangun kos-kosan tepat di samping pemilik kos itu, agar harga kos-kosannya tidak dimonopoli. Sayangnya, itu tidak akan diminta karena tidak masuk akal atau karena mukjizat itu tidak bekerja bila permintaannya di luar dugaan Tuhan.

Hal yang kemudian membuat banyak orang-orang, sepenglihatan saya melalui komentar yang ada pada akunnya, menjadi kontra dengan Minister Heldi, adalah karena ia meminta harga Rp. 500.000 untuk doanya atau untuk air sucinya (kalau kata Minister Heldi, sih: Minyak Suci & Kudus, dalam kurun, Miracles Oil). Ibarat iklan sendal jepit, "beli yang kiri, gratis yang kanan," ini pun berlaku atas mukjizat Tuhan melalui perantara Minister Heldi. 

"Kalau mau minyak gratis, boleh. Saya akan berikan secara gratis, namun saya doakan, per doa boleh bayar saya 500.000. Seperti yang dilakukan pendoa-pendoa lain, sekali doa, bayar 500.000 dan saya akan berikan minyak secara gratis atau beli minyak, saya akan doakan secara gratis." Demikian penjelasan singkatnya. 

Lalu apa yang mau diprotesi? Karena doa dihargai Rp 500.000 lalu gratis minyak? Atau sebaliknya, minyak seharga Rp 500.000 dan gratis doa?

Pertanyaan-pertanyaan itu, sebenarnya sudah dijawab oleh Minister Heldi, melalui postingannya tertanggal 13 April 2023 berjudul "Siapakah Minister Heldi?" pada paragraf terakhir: "Selain itu, beliau banyak berbagi Ilmu Pengetahuan, seperti bagaimana membuka usaha dari nol dan memperbesar usaha (business) dan masih banyak hal-hal lain yang sungguh sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari."

Maka, bila ada yang bayar Rp 500.000 untuk didoakan + bonus minyak suci, atau beli minyak suci Rp. 500.000 + bonus doanya, itu sudah dibuktikan olehnya melalui, "membuka usaha dari nol dan memperbesar usaha (business)," seperti yang tertulis pada penjelasan tentang dirinya.

Perihal doanya yang entah menyembuhkan atau tidak, saya tidak berkomentar. Sebab, kita tahu, bahwa salah satu aktivitas favorit orang religius adalah berdoa. Apakah doa bisa mengubah segala sesuatu? Bagaimana kekuatan yang dibuktikan? Dan bagaimana efektivitas doa terhadap kesembuhan orang sakit?

Pertanyaan-pertanyaan itu tidak bisa saya jawab, karena saya tidak tahu. Namun, doa diyakini oleh banyak orang sebagai cara berkomunikasi dengan Tuhan atau kekuatan yang lebih tinggi. Doa pun, oleh sebagian orang dianggap dapat mengubah segala sesuatu, termasuk kesembuhan orang sakit. Namun, seberapa efektif doa dapat mempengaruhi hasil dalam kehidupan nyata masih menjadi topik yang menyakitkan dan kontroversial.

Beberapa studi ilmiah telah dilakukan untuk mengevaluasi kekuatan doa dalam mempengaruhi keamanan orang sakit. Beberapa studi menunjukkan bahwa doa dapat memiliki efek positif pada kesehatan dan kesembuhan pasien, sementara yang lain menunjukkan tidak ada perbedaan antara kelompok yang menerima doa dan yang tidak menerima doa.

Namun, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat menilai efektivitas doa dalam penyembuhan orang sakit. Pertama, efek doa mungkin sulit untuk diukur secara ilmiah karena dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti perawatan medis dan faktor psikologis.

Kedua, sementara doa dapat memberikan dukungan emosional kepada orang yang sakit dan keluarga mereka, ini tidak selalu berarti bahwa doa itu sendiri secara langsung menyebabkan kesembuhan.

Ketiga, kelemahan doa juga dapat dipengaruhi oleh keyakinan dan niat orang yang berdoa, serta bagaimana mereka berdoa.

Meskipun masih ada perdebatan tentang kekuatan doa dalam mempengaruhi hasil dalam kehidupan nyata, bagi banyak orang, doa tetap menjadi cara yang penting untuk mengatasi tantangan dalam kehidupan dan mencari kekuatan dan keberanian. Kecuali, doa yang dikomersilkan. Entah kenapa? Orang-orang yang tadinya percaya bahwa doa bisa memiliki kekuatan, hilang kepercayaannya karena uang. Karena komersialisasi doa. Karena mereka tidak mempercayai orang yang mendoakan. 

Ah, capek juga tulis panjang begini. Mending bahas politik ajalah.
.
Pengakuan Minister Heldi:

https://www.facebook.com/100090758726728/posts/pfbid02dUSSUqgENpwUH8fDvQ53XtFLGMnFrXQSCJqTFpFEhK8UhuiP6d2beDSMVRGtcQjMl/?app=fbl

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun