Mohon tunggu...
Warta Jalanan. co
Warta Jalanan. co Mohon Tunggu... Mahasiswa - Dunia Dalam Tulisan

Serunya Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Nyawa Peristiwa 1998 Hidup Kembali pada Pemilu Serentak 2024

26 Agustus 2024   12:40 Diperbarui: 26 Agustus 2024   18:25 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya ulangi untuk mempertegas bahwa kemenangan dari gerakan demonstrasi tolak RUU PILKADA itu adalah murni karena kesadaran rakyat untuk menyelamatkan demokrasi dan sebagai upaya menegakkan konstitusi. Sebab dengan demikian pemilu diharapkan harus berjalan sesuai prinsip luber jurdil. 

Tulisan ini sebagai upaya membangun kesadaran pembacaan untuk tidak mendiskriminasi salah satu kelompok tertentu dari peristiwa kemarin. Kita harus mampu mengubah nasib. Jangan menjadi masyarakat yang toksik melainkan berusahalah menjadi masyarakat yang objektif melihat subtansi dari setiap gerakan untuk membangun Indonesia yang lebih baik. Pembangunan Indonesia tidak hanya diukur pada keberhasilan membangun infrastruktur tetapi juga menata hukum dan membangun peradaban demokrasi serta nilai - nilai kebangsaan yang makin baik untuk dilestarikan kepada anak cucu kita.

Diakhir tulisan singkat ini penulis merasa perlu memberi sedikit catatan bahwa, Peristiwa sejarah perlu diajarkan kepada generasi bangsa untuk mencegah agar yang buruk tidak terjadi kembali tetapi yang baik perlu diwariskan untuk membangun Indonesia. Seperti yang dikatakan Bung Karno "Ambil Apinya jangan ambil abunya". Generasi sekarang harus tahu bahwa sistem pemerintah dinasti yang KKN sudah kita lewati dalam sejarah 1998 itu. Ini penting agar generasi kita punya pengetahuan dan referensi untuk mengawasi sistem pemerintahan yang sekarang dan selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun