Kemungkinan pertama, Megawati berharap suara kader-kader PDIP pro Jokowi tidak lari. Meski Jokowi hanya menyumbang 4-5 persen suara pada dua pemilu sebelumnya, Megawati masih memasang target memenangkan Pemilu 2024. Kehilangan suara dari pendukung Jokowi berpotensi merusak mimpi hattrick yang sudah terlanjur disuarakan.
Kedua, Megawati tidak yakin Ganjar-Mahfud MD dapat memenangkan Pilpres 2024. Terlebih, sejak Gibran resmi menjadi cawapres, elektabilitas pasangan yang diusung PDIP terjun bebas. Meski, seperti juga dikatakan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, hasil survei bukan tolok ukur utama, namun sulit juga untuk mengabaikan, terutama dari lembaga-lembaga survei kredibel seperti Litbang Kompas.
Ketiga, sebagai antisipasi manakala Ganjar-Mahfud masuk putaran kedua bersama Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar. Sebab Pilpres 2024 sangat terbuka berlangsung 2 putaran. Bahkan hasil survei internal tim Ganjar-Mahfud, tidak menunjukkan adanya pasangan yang mampu meraih suara nasional di atas 50 persen.
Jika pada putaran kedua jagoan PDIP berhadapan dengan AMIN, maka logikanya tidak sulit bagi Megawati untuk memaksa Jokowi mengalihkan dukungan kepada Ganjar-Mahfud selama masih berstatus kader PDIP.
Jika benar demikian, maka sesungguhnya Megawati sedang mempertaruhkan kehormatan partai dan kesucian hak prerogatifnya. Di masa mendatang, kader-kader PDIP akan lebih berani melakukan hal serupa karena meyakini ketegasan Megawati dapat "dijinakkan" dengan polesan pencitraan.
Jika memang yakin hasil survei tidak menggambarkan kondisi sebenarnya, seperti dikatakan Hasto, mestinya Megawati tetap konsisten menegakkan aturan partai. Karena itu yang selama ini menopang kebesarannya.
Momentum ultah ke-51 bisa digunakan Megawati untuk mengevaluasi sikap politiknya terhadap Jokowi. Terlebih, dengan alasan ada agenda kunjungan kerja ke Filipina, Jokowi tidak hadir dalam perayaan HUT PDIP. Sesuatu yang baru pertama kali terjadi selama sekitar 20 tahun Jokowi menjadi kader PDIP. Â
Apakah hari ini kita akan mendengar ketegasan Megwati? Mari kita tunggu pidato politik Megawati yang diberi judul  "Satyam Eva Jayate" atau "Kebenaran Pasti Menang".
Tulisan terkait: Kritik Keras TNI, Megawati Tidak Lagi Sebut Petugas PartaiÂ
Salam @yb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H