Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kode Keras Jokowi untuk Rambut Putih

26 November 2022   15:11 Diperbarui: 1 Desember 2022   05:40 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi saat menghadiri acara relawan di GBK | Foto: Kompas TV 

Sangat tidak elok manakala Presiden secara terbuka memberikan dukungan pada salah satu kandidat.

Pertama, seperti disebutkan di atas, seyogyanya Presiden berdiri di atas semua kandidat. Dengan demikian negara memberikan garansi netralitas dalam gelaran elektoral mendatang.

Kedua, alangkah memalukan manakala Presiden mendukung salah satu kndidat, ternyata kandidat yang didukung kalah. Tentu bukan hanya memalukan sosok Presiden, tetapi juga kita semua sebagai rakyatnya. Dengan bahasa lain, rakyat seolah di-fait accompli untuk memilih kandidat yang didukung Presiden agar tidak menimbulkan rasa malu.

Ketiga, dukungan Presiden pada salah satu kandidat akan menguatkan polarisasi di tengah masyarakat. Manakala terjadi gesekan, siapa yang akan mendamaikan? Presiden tidak lagi memiliki "legal standing" karena sudah berpihak. Ini tentu sangat berbahaya.

Keempat, legacy kepemimpinan. Presiden Jokowi tentu ingin dikenang sebagai pemimpin yang berhasil menyatukan rakyatnya. Hal ini hanya bisa didapat jika dalam kepemimpinannya, dalam setiap kebijakan dan tutur katanya, mencerminkan keberpihakan kepada semua rakyat, menghilangkan dikotomi pendukung-nonpendukung.

Kelima, seperti dikatakan Presiden dan juga para pembantunya, kita sedang menghadapi krisis ekonomi global. Semua kekuatan dikerahkan untuk mencegah agar hal itu tidak berdampak pada perekonomian Indonesia. Untuk mencapai hal itu tentu membutuhkan dukungan seluruh rakyat.

Jika rakyat sudah terkotak-kotak dalam dukung-mendukung kandidat yang justru diorkestrasi oleh negara, apakah masih relevan untuk meminta seluruh rakyat mendukung upaya pemerintah menghadapi ancaman resesi?

Salam @yb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun