Pertama, tidak elok jika pengangkatan Panglima TNI atas aspirasi satu partai politik. Sulit dihindari, salah satu calon Panglima TNI dikenal dekat dengan PDI Perjuangan.
Kedua, tidak tepat jika penunjukan Panglima TNI karena prestasi artifisial. Jika dasar pengangkatan Panglima TNI karena keberaniannya menurunkan baliho ormas, tentu sangat tidak proporsional. Sebab penurunan baliho bukan tugas TNI, melainkan Satpol PP dengan di-back up Kepolisian jika berpotensi menimbulkan kerawanan.
Jika dilihat dari sisi lain, tindakan penurunan baliho dengan mengerahkan kendaraan tempur justru memprihatinkan. Ibarat menggebuk nyamuk dengan samurai.
Ketiga, jika Presiden menunjuk Panglima TNI pengganti Andika bukan dari Angkatan Laut, sulit untuk menghindari kesan adanya pengabaian terhadap salah satu matra. Sebab sejak menjadi Presiden, Jokowi belum pernah menujuk Panglima TNI dari mantra Laut.
Kita berharap siapa pun Panglima TNI ke depan, benar-benar mampu menjaga soliditas TNI, berdiri di atas semua golongan, dan tidak berpolitik.
Salam @yb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H