Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Duet Prabowo-Puan Hanya Ilusi

29 Mei 2021   08:34 Diperbarui: 29 Mei 2021   14:12 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita tidak menafikan adanya kelompok yang berpaham intoleran, radikal. Kita mendukung sikap tegas pemerintah dan aparat penegak hukum, Namun menggunakannya sebagai pengesah labelisasi kepada semua orang yang sedang tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah, adalah soal lain.

Sebab isu-isu demikian terbukti efektif digunakan untuk kepentingan politik. Masyarakat dihadapkan pada dua pilihan secara hitam putih: pilih A akan menjadi negara agama, dan pendukungan adalah radikalis -- kilafah, atau pilih B yang berarti pancasilais, toleran dan antiradikal.

Tidak mengherankan jika isu Taliban di KPK sedemikian seksi untuk digaungkan. Tujuannya bukan sekedar menjegal pegawai KPK dengan dalih tes wawasan kebangsaan, namun target lain yang lebih besar.

Jika demikian, apakah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hanya "korban" dari pertarungan di atas? Tidak dapat sertamerta disimpulkan demikian. Pesan yang ingin disampaikan Puan terhadap Ganjar, setidaknya jika dilihat dari pernyataan Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang "Pacul" Wuryanto, sudah sangat jelas: perahu PDIP kali ini untuk trah Soekarno.

Jika posisi Ganjar menguat, bukan mustahil Megawati dan kroninya akan melakoni "perang" di dua front yakni dengan pendukung amandemen UUD dan Ganjar yang juga menolak amandemen tetapi menghendaki perahu PDIP.   

Apakah jika pertarungan dimenangkan pengusung amandemen UUD, duet Jokowi -- Prabowo akan terjadi? Benar, sebab Jokowi membutuhkan perahu besar dengan asumsi akan berpisah dengan PDIP.

Lalu apakah jika Megawati yang menang, duet Prabowo -- Puan akan terjadi? Tidak, karena Megawati tentu tidak ingin partainya menjadi subordinasi Gerindra. Mega tidak akan membiarkan Pemilu 2029 menjadi milik Geindra.

Maka yang paling realistis PDIP akan menggandeng tokoh nonpartai untuk dipasang dengan Puan. Namun dengan syarat tokoh tersebut memiliki dukungan signifikan dari partai lain dan tidak berpotensi menggerus suara PDIP di masa mendatang.

Andai kondisi sangat darurat, Ganjar bisa saja dimajukan dengan syarat bisa membawa gerbong partai lain. Tetapi kemungkinan ini sangat kecil mengingat duet Ganjar - Puan atau Puan - Ganjar bukan duet terbaik, bukan the winning team, untuk Pilpres 2024, siapa pun lawannya.

Anda punya prediksi berbeda? Mari beropini sebelum opini dilarang!

Salam @yb

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun