Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menelisik "Perang Saudara" di Tubuh PAN

6 Mei 2020   12:41 Diperbarui: 6 Mei 2020   13:21 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Amien Rais di depan massa PAN. Foto: Antara

Sulit membayangkan hubungan kekerabatan antara keluarga besar Amien Rais dan Zulkifli Hasan tidak terpengaruh oleh perbedaan politik yang ada, terlebih telah menjadi konsumsi media. Bagaimana Putri Zulya Safitri harus salam takzim kepada Amien Rais- mertuanya, yang adalah musuh politik bapaknya?

"Perang saudara" antara Hanafi dan Mumtaz bisa menjadi pendidikan politik bagi kita manakala keduanya dapat memilahnya dengan baik. Kecaman Mumtaz harus didasarkan pada kepentingan dan atas nama partai, bukan karena keberpihakan buta pada mertuanya. Demikian juga keputusan Hanafi, karena menurutnya ada yang keliru dalam kebijakan partai, bukan semata ingin membela ayahnya.

Jika bisa demikian, maka ini bentuk keberhasilan Amien Rais. Namun andai sebaliknya, Amien Rais harus legowo untuk keluar dari gelanggang agar perpecahan keluarganya tidak semakin dalam.

Amien Rais boleh bertepuk dada pernah menjadi motor penggerak reformasi yang menjungkalkan Soeharto dan tampil sebagai king maker yang menentukan pemimpinan nasional.  Tetapi Amien Rais juga harus menyadari, masa kejayaan seseorang ada batasnya. Dan saat ini mungkin bukan lagi masanya.

Salam @yb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun