Sulit membayangkan hubungan kekerabatan antara keluarga besar Amien Rais dan Zulkifli Hasan tidak terpengaruh oleh perbedaan politik yang ada, terlebih telah menjadi konsumsi media. Bagaimana Putri Zulya Safitri harus salam takzim kepada Amien Rais- mertuanya, yang adalah musuh politik bapaknya?
"Perang saudara" antara Hanafi dan Mumtaz bisa menjadi pendidikan politik bagi kita manakala keduanya dapat memilahnya dengan baik. Kecaman Mumtaz harus didasarkan pada kepentingan dan atas nama partai, bukan karena keberpihakan buta pada mertuanya. Demikian juga keputusan Hanafi, karena menurutnya ada yang keliru dalam kebijakan partai, bukan semata ingin membela ayahnya.
Jika bisa demikian, maka ini bentuk keberhasilan Amien Rais. Namun andai sebaliknya, Amien Rais harus legowo untuk keluar dari gelanggang agar perpecahan keluarganya tidak semakin dalam.
Amien Rais boleh bertepuk dada pernah menjadi motor penggerak reformasi yang menjungkalkan Soeharto dan tampil sebagai king maker yang menentukan pemimpinan nasional. Â Tetapi Amien Rais juga harus menyadari, masa kejayaan seseorang ada batasnya. Dan saat ini mungkin bukan lagi masanya.
Salam @yb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H