Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menakar Kadar Hoaks Cuitan Guntur Romli

3 Januari 2020   08:52 Diperbarui: 3 Januari 2020   09:19 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkap layar akun Instagram Bima Arya.

Kita sangat menyayangkan ulah Romli menyerang Anies- juga Bima Arya, dengan data yang tidak benar. Tidak berdasar realitas yang sebenarnya. Bahwa Romli, dan juga kader-kader PSI lainnya begitu antipati terhadap Anies- sehingga semua hal dikecam, kita pun paham paham.

Bahwa PSI adalah pendukung lawan Anies di kontestasi Pilgub 2017 sehingga menempatkannya sebagai musuh abadi yang wajib diperangi, tidak ada yang melarang karena untuk bisa mengakui kemenangan lawan memang dibutuhkan jiwa yang bersih dan sikap ksatria.

Tetapi mendiskreditkannya dengan hoaks, tentu bukan cerminan seorang politisi. Sebab banyak kasus, hal semacam itu hanya mungkin dilakukan oleh buzzer, pendengung, yang fungsinya memang hanya meramaikan tanpa peduli substansi, apalagi kebenaran.

Jika hendak ditarik korelasinya, sama ketika kader-kader PSI di DPRD DKI Jakarta mendengungkan usulan anggaran sebelum pembahasan. Padahal usulan anggaran fantastis, bahkan tidak masuk akal, hal yang biasa terjadi dalam setiap pembahasan RAPBD, termasuk RAPBN, siapa pun pemimpinnya. Dan adalah sudah menjadi tugas DPR/DPRD untuk membahas usulan anggaran eksekutif dan menjatuh keputusan apakah menyetujui atau menolak.

Mengutip Bima Arya, menebar hoaks di tengah bencana itu menyedihkan.  

Salam @yb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun