Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Kita Menoreh Luka di 2019

31 Desember 2019   07:28 Diperbarui: 31 Desember 2019   16:28 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prediksi dunia akan menjadi desa besar tanpa sekat ternyata tidak terbukti. Borderless mungkin hanya ada di dunia maya sepanjang yang dimaksud dalam lingkup hubungan antar personal. Realitanya, saat ini setiap negara justru memperkuat bahkan menutup perbatasan tradisionalnya.

Oleh karenanya, kita perlu menata kembali etika berbangsa, mengajarkan kembali tentang bagaimana menghargai dan menghormati hak orang lain, tanpa harus kembali ke sistem yang telah kita tinggalkan. 

Jangan rusak sistem, tertulis maupun tidak, yang sudah ada dan terbukti mampu menjadi penyelaras dinamika di tengah masyarakat.

Jika ingin berkuasa, mulailah dengan membuka diri agar masyarakat mengenal dan mempercayainya. Jangan menggunakan isu-isu yang melukai warga bangsa lainnya.

Jika ingin meruntuhkan dominasi mayoritas, rangkullah mereka, bukan dengan cara mencaci. Bagaimana mungkin mau mendapat simpati jika cara-cara yang dipakai justru melukai?

Tahun 2020 kita kembali dihadapkan pada kontestasi politik yang cukup besar. Setidaknya ada sekitar 270 daerah setingkat provinsi dan kabupaten/kota yang akan menyelenggarakan hajat politik lima tahunan itu.

Tentu kita berharap, tidak ada kontestan yang menggunakan isu-isu primordial, menggunakan ujaran-ujaran yang melukai, demi mencapai kemenangan. Ada hal yang lebih penting dibanding kemenangan yakni persaudaraan di bawah satu panji kebangsaan.

Salam @yb    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun