Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sepenggal Catatan untuk Ratna Sarumpaet

27 Desember 2019   09:51 Diperbarui: 27 Desember 2019   19:38 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebab kita sejatinya telah memilih untuk berpihak hanya pada mereka yang terlupa di tengah deru pembangunan, yang terasing di negeri sendiri, yang teraleniasi dalam struktur sosial yang dibangun atas dasar nepotisme demi kepentingan yang mengingkari sila-sila Pancasila.

Tetapi akhirnya aku kecewa karena secara sadar Anda telah menempatkan kaki di panggung politik. Suara Anda menjadi kering, nada Anda kerontang karena sublimasi jati diri.

Aku tidak tahu apakah itu bentuk frustasi, padahal Anda paham hal itu diharamkan dalam derap perlawanan karena ia tiada berbatas waktu, pun tiada berbatas ruang.

Puncak kekecewaanku adalah ketika Anda, apa pun alasan dan tujuannya, secara sadar menyebar kabar bohong atas lebam di wajah. Sulit bagiku untuk percaya Anda bisa melakukan itu, sebagaimana kini sangat sulit bagiku untuk percaya pada resolusi ke depan yang mungkin telah Anda siapkan. 

Sebagai aktivis, terlebih oposisi dalam konteks demokrasi yang brutal, Anda mestinya paham kita tidak diperbolehkan membuat kesalahan, sekecil apa pun. Beda halnya jika ketika itu Anda adalah pemenang. Kata temanku, seburuk-buruknya pemenang bahkan bisa menuliskan sejarah untuk beberapa generasi berikutnya hingga kelak muncul Santa pencerah.

Saking kecewanya, aku bahkan sempat setuju ketika Ketua Umum PPP (saat itu) Romahurmuziy mengusulkan gagasan menarik agar tanggal 3 Oktober dimana Anda mengaku telah membuat kabar hoaks, dijadikan sebagai Hari Antihoax Nasional.

Bahwa kemudian Romi mengikuti jejakmu ke balik jeruji dengan kasus lebih memalukan karena diduga menggunakan pengaruhnya untuk menempatkan orang-orang pada jabatan tertentu  bukan berdasar kemampuannya tetapi jumlah uang yang diberikan, Anda tentu tidak perlu mengusulkan hari di mana Romi diduga menerima suap sebagai Hari Anti Suap.

Kini Anda telah bebas bersyarat. Meski rasa rasa kecewa itu masih ada, tetapi aku tetap ingin menitip pesan. Kembalilah menjadi aktivis, guru dan pengayom bagi mereka yang berada di lorong-lorong sunyi keadilan, di gubuk-gubuk sisa pembangunan, dan di antara debu bercampur celoteh para begundal politik.

Salam @yb

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun