Dalam kurun waktu itu, hal-hal yang awalnya hanya ramai di medsos sangat mungkin sudah menjadi realita manakala gaya kampanye dan pola pendekatan yang dilakukan tim kampanye Jokowi-Mar'uf tidak segera diubah.
Tim Jokowi-Ma'ruf harus berani masuk ke substansi yang menjadi pertanyaan publik seperti asumsi ketimpangan penegakan hukum, besaran utang yang akan menjadi beban di masa mendatang, lapangan pekerjaan dan terutama meminimalisir polarisasi masyarakat atas dasar isu-isu berbalut agama dan kesukuan.
Sebab kuatnya polarisasi dan dukung-mendukung, hingga memakan korban, bukan semata karena ketidakdewasaan masyarakat dalam berdemokrasi, namun juga bentuk kegagalan elit dalam mengemas perbedaan politik. Masing-masing kubu asyik menebar serangan pribadi ke siapa saja yang dianggap lawan, seraya melegalkan diksi dan narasi kekerasan di ruang-ruang publik.
Bagi pemilih rasional, dan milenial yang banyak mengikuti perkembangan politik baik di dalam maupun luar negeri, kondisi saat ini akan dijadikan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam menentukan pilihan. Mereka umumnya tidak menghendaki situasi semakin tak terkendali dan mengharapkan ada perubahan secara signifikan.
Salam  @yb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H