Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Kaca Antipeluru untuk DPR Tidak Mahal, Mengapa Diributkan?

17 Oktober 2018   10:21 Diperbarui: 17 Oktober 2018   13:49 2952
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita pun menolak gagasan pemindahan lapangan tembak Senayan. Selain reaktif, juga tanpa dasar. Ingat, jarak Lapangan Tembak Senayan dengan gedung DPR sangat jauh, lebih dari 250 meter, sementara jarak tembak efektif senjata jenis pistol, termasuk Glock 17 yang biasa digunakan anggota Perbakin, hanya 50-an meter, meski jika dimodifikasi menurut Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Nico Afinta bisa memiliki daya jangkau hingga 600 meter.

Pertanyaan sederhananya, apakah seluruh senjata untuk olahraga milik anggota Perbakin dimodifikasi? Jika sudah menjadi senjata pembunuh, bukan lagi sebatas senjata untuk olahraga, maka lebih efektif menertibkan anggota Perbakin daripada memindahkan Lapangan Tembak Senayan.

Bukankah jika dipindahkan ke wilayah mana pun di Jakarta, justru lebih berbahaya karena dipastikan tidak ada lahan dengan luasan ideal untuk lapangan tembak yang jauh dari pemukiman warga?

Ketiga, terkait kinerja anggota DPR. Jika mereka bekerja sesuai aspirasi masyarakat yang diwakili, niscaya apa pun keinginannya mendapat respon positif dari masyarakat. Bahkan masyarakat dengan sukarela memberikan perlindungan. Namun jika hasil kinerjanya justru bertolak-belakang dengan keinginan masyarakat yang diwakili, jangankan menuntut gedung lebih nyaman dan aman, sekadar meminta tambahan anggaran pembelian kopi pasti langsung diserbu cercaan.

Ada korelasi antara hak dan kewajiban yang sayangnya lebih sering diabaikan oleh para anggota dewan yang terhormat.

Salam @yb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun