Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Percepat Pelantikan Gubernur Terpilih, Jokowi Panik?

5 September 2018   08:28 Diperbarui: 5 September 2018   14:27 2726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama, dipercepat. Mengapa Mendagri menyebutnya sebagai percepatan padahal sebenarnya tidak demikian. KPU hanya memberikan batasan tahapan yakni sampai 16 September. Artinya jika dilantik sebelum tanggal itu, justru lebih bagus, sepanjang memang tidak ada lagi sengketa.

Dengan menyebut "dipercepat" muncul kesan Presiden Jokowi buru-buru karena memiliki agenda terselubung. Mau tidak mau, dikaitkan dengan dukungan para gubernur terpilih terhadap Jokowi. 

Seperti diketahui, Ridwan Kamil dan Gubernur Jawa Timur terpilih Khofifah Indar Parawansa, yang juga ikut dilantik hari ini, sudah terang-terangan menyatakan mendukung Jokowi di Pilpres 2019.

Kedua, menjegal langkah Asyik menggugat kemenangan Rindu. Drama semakin seru karena faktanya pemerintah Jabar juga meminta agar pelantikan Rindu diikutkan pada tahap kedua, yakni antara tanggal 17-27 September, namun ditolak.

Ada apa? Benarkah Jokowi panik? Tentu terlalu mengada-ada jika sampai ada yang berpikiran demikian dengan alas argumen seperti sudah dibeberkan di atas. Tetapi dalam frame politik, dan ini memang ranahnya, tidaklah salah mereka yang menduga ada yang tengah dikejar oleh Jokowi. Apalagi jika bukan terkait Pilpres 2019.

Tentu kita pun menyayangkan langkah Asyik yang belum juga mau legowo. Tetapi kita pun mempertanyakan, mengapa Jokowi dan jajaran justru gemar membuat kontroversi? Tidak cukupkah segala macam karut-marut selama ini sehingga publik masih disuguhi drama yang sebenarnya bisa dihindari?

Salam @yb

Tonton juga ulasannya di sini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun