Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Sebut Indonesia Bubar, Prabowo Tebar Ketakutan

20 Maret 2018   09:15 Diperbarui: 21 Maret 2018   03:21 5524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Tribunnews.com

Isu panas ditembakkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais dalam rentang waktu berdekatan. Perlahan tensi politik memanas karena yang diusung menyangkut dua isu sensitif, asing dan PKI. Apa motif keduanya?

Dalam sebuah pidato yang diunggah akun resmi Partai Gerindra di Facebook, Prabowo menyeru sudah ada kajian di sejumlah negara yang menyebut republik Indonesia akan bubar di tahun 2030. 

Kajian tersebut didasarkan pada fakta di mana elit pemerintah merasa tidak apa-apa ketika 80 persen tanah di Indonesia dikuasai hanya oleh 1 persen penduduk yang tidak tinggal di dalam negeri. Fakta lainnya, sebut Prabowo, sebagian besar aset bangsa juga sudah dibawa keluar negeri.  

Dua hari sebelumnya, tepatnya Minggu (18/3/18), Amien Rais membeberkan jika 74 persen lahan di Indonesia dikuasai satu kelompok tertentu dan seolah dibiarkan oleh pemerintah. 

Pernyataan Amien Rais disampaikan saat menjadi pembicara dalam suatu diskusi bertajuk "Bandung Informal Meeting" di Hotel Savoy Homman, Bandung Jawa Barat. Selain itu, Amien Rais juga menyebut program bagi-bagi sertifikat lahan yang gencar dilakukan Presiden Joko Widodo bentuk pengibulan alias pembohongan.

Atas kritik Amien Rais, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan marah besar. Luhut meminta agar Amien Rais tidak asal bunyi. Bahkan Luhut, mengancam akan memburu dosa Amien Rais.

Pertanyaannya, apakah isu yang ditembakkan Prabowo dan Amien Rais nyata atau ilusi? Jika menyangkut isu ada satu kelompok tertentu yang menguasai jutaan lahan di Indonesia, bukan hal baru. Salah satu kelompok usaha nasional bahkan disebut-sebut menguasai hingga 5 juta hektar lahan, baik berupa perkebunan maupun pertambangan. 

Di sisi lain, banyak penduduk Indonesia yang tidak memiliki lahan garapan, termasuk para petani, sehingga mereka hanya menjadi buruh di ladang orang lain.

Menurut Prabowo, kondisi tersebut membahayakan keamanan negara sehingga sampai muncul kajian jika di tahun 2030 Indonesia sudah tidak ada lagi alias bubar. Namun jika hanya hanya didasarkan adanya kelompok kecil yang menguasai 80 persen tanah dan aset Indonesia, tentu terlalu dini menyebutnya demikian.

Benar bahwa isu lahan, pangan dan ras sangat mudah dijadikan pematik kerusuhan berskala besar. Tetapi ledakkan itu membutuhkan prasyarat, terutama kerawanan sosial ekonomi. Selama ketersediaan dan distribusi pangan terjaga dengan harga stabil dan aspirasi politik tersalurkan dengan baik, sulit terjadi kerusuhan besar yang menjadi penyebab bubarnya Indonesia.

Terlepas dari hal itu, yang sudah pasti, racikan isu yang ditebar Amien Rais dan Prabowo menimbulkan ketakutan, minimal mempengaruhi psikologi kelompok tertentu yang selama ini merasa nyaman dengan hegemoni ekonomi dan tengah mencoba merebut kekuasaan politik. Dan mungkin memang  itu sasarannya.  

Jika dapat diterima dengan baik, lontaran kedua tokoh yang sempat berseberangan di awal gerakan reformasi   1998 yang dibumbui kerusuhan rasial itu, tentu bermanfaat dalam artian menimbulkan kesadaran bahwa kebersamaan hanya langgeng manakala tidak ada satu kelompok (kecil) menguasai kelompok lainnya dalam segala hal.

Namun jika hanya dianggap sebagai ancaman dan berupaya "membalasnya" dengan isu yang tidak kalah "menyeramkan", situasinya justru akan memanas dan sangat mungkin "ramalan" Prabowo kelak terbukti.  

Salam @yb

Sebagian materi di-publish di sini

Tulisan terkait  satu, dua 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun