Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Memaknai Pengibulan yang Ditudingkan Amien Rais kepada Jokowi

19 Maret 2018   12:47 Diperbarui: 21 Maret 2018   16:23 2027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi saat membagikan sertifikat lahan. Foto: KOMPAS.com/Antara

Ketiga, tujuan lain yang tak kalah "membahayakan" dan mungkin ini inti pengibulan yang dimaksud Amien Rais. Saat membuka  rapat membahas RUUPertanahan di istana Negara, tanggal 22 Maret 2017 lalu, Presiden menekankan salah satu hambatan penyelesaian proyek adalah sengketa lahan yang terjadi di tengah masyarakat karena lahan tersebut belum bersertifikat. Ada juga kasus di mana lahan tersebut tidak bisa dijual atau beralih kepemilikan karena belum disertifikat.

Artinya percepatan sertifkat lahan berarti juga mempercepat pemindahan kepemilikan lahan dari masyarakat kepada pengusaha. Hal ini sesuai dengan isu utama yang sempat mencuat kala Bank Dunia di tahun 1960-an menggelorakan pentingnya sertifikasi lahan di negara-negara berkembang untuk menunjang program industrialisasi. Lahan-lahan ulayat pun ikut disertifikat sehingga kemudian mudah dijual kepada pengusaha perkebunan atau pengembang perumahan. Tak pelak, sekelompok kecil kaum berduit kian luas menguasai lahan karena dengan sudah disertifikat, maka warga mudah saja menukarkannya dengan uang.

Sebagian warga menggunakannya uang yang didapat dari hasil menjual tanah  atau sekedar menggadaikan sertifikat untuk kegiatan produktif sehingga lahan tetap dikuasai namun kini dirinya memiliki usaha. Sementara sebagian besar lainnya, seperti realita yang kita lihat sekarang ini, uang digunakan untuk kebutuhan konsumtif. Ketika akhirnya lahan melayang dan uang habis, mereka lantas menjadi gelandangan di negeri sendiri.

salam @yb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun