Ketiga, perlunya menaikkan calon sendiri sebagai bagian dari kaderisasi. Sebagai partai pemenang, tidak tepat bagi PDIP jika hanya menjadi pengusung calon non kader. PDIP memiliki harga diri untuk menunaikan amanah rakyat. Jika PDIP mengusung calon non kader, itu artinya PDIP tidak menghargai suara rakyat yang telah menempatkannya sebagai pemenang pemilu. PDIP bukan partai pragmatis, yang hanya mengejar jabatan (kemenangan) dengan mengabaikan mekanisme partai. PDIP akan memilih “kalah”, jika kemenangan itu harus diraih dengan mengorbankan harga diri dan mekanisme partai.
Selama ini Megawati belum pernah menggunakan hak prerogatifnya secara sewenang-wenang. Megawati selalu mengedepankan kekokohan partai dan memastikan keputusannya jauh dari intervensi pihak lain. PIlgub DKI Jakarfta 2017 akan menjadi catatan sejarah PDIP apakah Megawati bijak dalam menggunakan “kewenangan tanpa batas” itu atau terpeleset karena kuatnya intervensi Jokowi dan lobi-lobi Ahok dalam sebulan terakhir.
Salam @yb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H