Itulah perjalanan mudik kali ini. Kepada siapa aku boleh bertanya, siapa yang bertanggung-jawab atas carut-marutnya manajemen arus mudik kali ini? Siapa yang berani menunjukkan dada dan mengakui kesalahannya dalam melakukan rekayasa lalu-lintas? Berapa uang negara yang dihabiskan untuk rapat, survei, membeli peralatan monitor selama arus mudik? Layakkah mereka-mereka yang terhormat itu tetap erat memeluk jabatannya setelah menciptakan “neraka jahanam” bagi pemudik?
Aku hanya bertanya di tengah keputusasaan dan bayang-bayang akan mengalami hal serupa Minggu, 10 Juli besok saat aku kembali ke Jakarta.
Cilacap, 8 Juli 2016
Salam @yb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H