Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sesat Pikir

4 Januari 2016   14:44 Diperbarui: 4 Januari 2016   22:44 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tentu kita marah manakala disebut sebagai manusia sesat pikir. Namun fakta bahwa kita sangat permisif dengan hal-hal seperti disebutkan di atas, adalah bentuk lain dari sesat pikir. Sebagian dari kita begitu garang ketika mendengar saudara jauhnya- yang ada di belahan dunia lain, diperlakukan tidak adil. Bahkan dia tega “membakar rumah sendiri” demi untuk mengekspresikan dukungannya pada perjuangan saudara jauhnya. Tetapi mengapa mereka diam, bahkan terkesan melegalkan perbuatan-perbuatan amoral tersebut? Faktanya, sampai hari ini belum ada demo yang menyuarakan penolakan terhadap mereka yang tersangkut kasus korupsi atau pelacuran, muncul di ruang publik. Belum juga ada rencana maupun seruan untuk memboikot tontonan yang menyertakan tokoh korupsi atau artis pelacur.

Ataukah pikiranku yang masih terperangkap dalam kubangan utopia sehingga tetap beranggapan korupsi dan pelacuran sebagai perbuatan hina? Ya, mungkin pikiranku yang belum out of the box!

 

Salam @yb

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun