Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Oppenheimer", Melihat Sisi Lain Sang Pengubah Dunia

24 Juli 2023   12:57 Diperbarui: 24 Juli 2023   18:53 1229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto asli Los Alamos di masa itu (santamariatimes.com)

Adalah benar bahwa Oppenheimer menjadi satu-satunya ilmuwan pada masa itu yang bisa menyatukan banyak ilmuwan untuk tergabung ke dalam Manhattan Project yang mahal dan ambisius. 

Kharismanya, kepintarannya dan kemampuannya berinteraksi dengan orang-orang dalam berbagai level dan usia membuatnya menjadi seorang director yang sangat cocok untuk proyek besar ini. Tentu ini adalah fairy tale pada sebuah cerita penemuan hebat yang digagas ilmuwan hebat.

Namun film ini juga secara gamblang menceritakan bagaimana sosok pribadi Oppenheimer yang tak hanya unik namun juga memiliki banyak kontroversi di kehidupan pribadinya. Perselingkuhannya, dugaan keterlibatannya dengan partai komunis, dan rencana pembunuhannya di masa muda jelas bukanlah sebuah cerita dongeng yang sempurna layaknya buku-buku tokoh dunia yang sewaktu kecil dulu saya koleksi dan beli di toko buku Gramedia. Cerita pribadinya tidaklah ideal.


Sehingga bagi saya ini adalah film yang menceritakan sisi lain dari pencapaian besarnya yang mendunia. Ambisinya, keinginannya untuk bisa mewujudkan apa yang ada di pikirannya, dan jatuh bangun kehidupannya dengan gamblang diceritakan selama 3 jam. 

Tambahan unsur fiksi dalam kisah cinta Oppenheimer dan beberapa dialognya dengan ilmuwan terkenal di masa itu juga menambah bobot film ini dan memunculkan rasa ingin mendalami berbagai karakter dan latar belakang kisah yang menjadi referensi adegan film ini.

Perdebatan mengenai apakah Oppenheimer merasa menyesal atau merasa bersalah atas keterlibatannya dalam produksi bom Atom yang meluluhlantakkan Jepang kala itu juga dengan cerdasnya dimunculkan Nolan di film ini. Benar bahwa ada aura kesedihan dan distorsi realita di beberapa kesempatan saat Oppenheimer tampil di hadapan publik, namun mimik wajahnya dan aksi yang dilakukannya justru berpotensi menjadi perdebatan di antara penonton filmnya.

Menurut saya, ucapan penyesalan ataupun rasa bersalahnya atas apa yang terjadi di Jepang tak pernah benar-benar ada. Oppenheimer tahu efeknya akan sebesar apa. Oppenheimer tahu bahwa semuanya sudah dikalkulasikan. Oppenheimer pun tahu bahwa dia bisa menjadi pahlawan bahkan musuh dalam satu rentetan kejadian yang sudah lebih dulu diformulasikannya. Bahkan Oppenheimer sudah memperhitungkan apa saja yang akan diterimanya setelah Manhattan Project selesai dan menuai pujian.

Dan semua chain reaction yang dibuatnya pada akhirnya terjawab di adegan paling akhir film ini. Tapi lagi-lagi, bukan Nolan namanya kalau ending film ini tak memicu perdebatan dan diskusi lebih jauh lagi di kalangan penonton. Tinggal tunggu saja forum-forum di media sosial yang membahas detail bagian-bagian film ini.

Kudos buat Oppenheimer.
Skor sempurna untuk film ini. Oscars are on the way for this movie!

Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun