Sehingga bagi saya adegan tersebut sejatinya bukanlah sesuatu yang substansial namun jadi terasa penting karena keberadaannya menjadi satu dalam cerita utamanya. Sehingga dari sini saya bisa pahami kemauan Disney yang tidak ingin memotong bagian tersebut karena pastinya akan mengganggu pengalaman penonton dalam menyaksikan momen penting perjalananan Buzz dalam film ini.
Sementara jika diteruskan dan bertahan dengan klasifikasi usia 21+ tentu saja 'otomatis' memotong jumlah penonton karena ketiadaan anak-anak yang menjadi pasar utamanya.Â
Sebuah dilema yang pada akhirnya menelurkan keputusan untuk langsung merilisnya ke Disney+ Hotstar. Mungkin keputusan ini bukan yang terbaik bagi Disney tapi menguntungkan bagi penonton karena penonton tetap bisa menyaksikan versi tanpa sensornya.
Diluar kontroversi tersebut yang juga sempat ramai di media sosial beberapa waktu yang lalu, saya pribadi merasa cukup puas setelah menyaksikan Lightyear di Disney+ Hotstar hari ini.Â
Betul bahwasanya film ini bukanlah film terbaik Pixar namun sejatinya Lightyear sudah cukup baik dalam memberikan porsi hiburan yang menyenangkan berkat deretan adegan aksi yang memukau disertai dengan sajian visual luar angkasa yang sedap dipandang.
Saya senang dengan bagaimana Lightyear menyajikan cerita petualangannya dengan banyak pengaruh serta homage dari berbagai film serta serial sci-fi populer semisal Star Wars, Interstellar, Alien, Planet of The Apes, hingga Lost in Space. Hal tersebut membuat film ini terasa lengkap walau memang tak terasa begitu segar karena konten yang nampak familiar tersebut.
Hanya saja ada satu hal yang membuat saya resah setelah menyaksikan film ini. Di awal film dijelaskan bahwa film Lightyear adalah film yang ditonton Andy (karakter anak laki-laki di film Toy Story) sehingga ia memutuskan untuk membeli mainannya karena suka dengan filmnya. Mainan itulah yang kelak bertemu dan berpetualang dengan mainan Andy yang lain seperti Woody, Rex dan lainnya.
Tapi, apakah benar Andy menyaksikan film Lightyear yang ini?