Sebelum membaca lebih jauh dimohon teman-teman untuk tetap tenang, karena tulisan ini dibuat tanpa spoiler, heuheu..
Ya, akhirnya selesai juga "ibadah" Pengabdi Setan 2: Communion di cabang IMAX Gandaria City malam minggu lalu. Di mana penantian panjang selama 5 tahun pada akhirnya terbayar lunas saat para penonton terlihat begitu khidmat dan khusyuk dalam menikmati rangkaian teror yang dibangun oleh sang high priest, Joko Anwar.
Bagaimana tidak, sepanjang film berjalan para penonton berhasil dibuat tidak nyaman, berkali-kali berteriak, hingga menutup mata demi mengantisipasi setiap teror yang dimunculkan. Setidaknya seperti itulah pengamatan sekilas yang dilakukan penulis dan memang hal-hal tersebut juga bagian dari pengalaman pribadi saat menonton film ini. (Loh?)
Seperti yang sudah kita ketahui melalui trailer film ini bahwasanya rangkaian teror yang sebelumnya terjadi di rumah dipindah ke apartemen, maka sudah bisa dipastikan adanya peningkatan skala teror yang bisa dihasilkan dari film keduanya ini.
Sederhananya begini, Pengabdi Setan yang settingnya "hanya" di satu rumah saja sudah menyeramkan, apalagi sekuelnya yang kini berada di apartemen. Berarti akan banyak potensi teror yang bisa dihasilkan dari balik pintu penghuni apartemen tersebut bukan? Dan saya menyebut film ini layaknya The Raid versi horor.
Sebagai film sekuel, Pengabdi Setan 2 terlihat jelas melakukan banyak peningkatan serta perbaikan di segala sisinya. Tentu pendapat subyektif ini bisa menjadi pro dan kontra, namun bagi saya dari segi penuturan cerita sudah lebih baik dari film pertamanya yang terlalu banyak memberikan ruang untuk diisi berbagai misteri demi melengkapi kepingan puzzlenya.
Dan di film ini, banyaknya misteri yang belum terjawab di film pertamanya sudah mulai bisa terjawab sedikit demi sedikit walaupun tetap menyisakan misteri lain yang nampaknya akan jauh lebih besar.