Performa Jake dan Yahya jelas tak perlu diragukan lagi. Chemistry keduanya sebagai saudara tiri yang berbeda jalan hidup dan terpaksa menjalani misi bersama karena keadaan mampu memberikan output yang menghibur bagi penonton. Karena mereka memberikan penampilan yang believable sebagai seorang kakak dan adik yang kadang saling membantu namun sering juga berbeda pendapat dan bertengkar.
Namun yang mengejutkan adalah Eiza Gonzalez. Bagi yang mengikuti film-film garapan Michael Bay pasti menyadari bahwa selalu ada satu aktris dengan tipikal wajah dan bentuk tubuh yang hampir mirip (asumsinya adalah tipe wanita favorit Michael Bay) yang memang berfungsi sebagai pemanis visual dalam film. Biasanya beberapa di antaranya tak berakhir memuaskan dari segi akting. Tapi dari segi visual tak perlu diragukan lagi.
Namun Eiza justru mampu mengimbangi Jake dan Yahya sehingga dirinya tidak terkesan hanya sebagai pemanis saja namun justru hadir sebagai pelengkap. Sebuah pembuktian yang memang layak setelah sebelumnya dirinya hanya dikenal lewat proyek besar namun dengan porsi akting minim seperti pada Baby Driver, Godzilla vs Kong, Hobbs & Shaw, yang kemudian mulai meningkat setelah dipercaya menjadi supporting actress dan berpasangan dengan Rosamund Pike pada film Netflix, I Care A Lot.
Ya, Eiza sangat baik berperan sebagai tenaga medis yang independen dan idealis, di mana sifat dan sikapnya tersebut ternyata juga berfungsi sebagai penyeimbang aksi di sepanjang film. Sebuah sajian akting yang baik dan membuktikan bahwa dirinya memang patut diperhitungkan sebagi seorang aktris bukan hanya sekadar pemanis.
Untuk sebuah film yang sebagian besar adegannya terjadi di dalam mobil ambulans, Ambulance nyatanya tetap mampu memberikan sajian seru yang tak membosankan. Bahkan di tengah aksi kejar-kejaran dan penuh ledakan, film ini masih menyajikan sisi emosional yang pas dan tak berlebihan.
Sederhananya film ini memiliki hati.
Setidaknya kita disajikan cerita emosional melalui hubungan Will dan Danny, kemudian Will dan istrinya, serta Cam dan seorang anak kecil yang ditolongnya sebelum terlibat dalam tragedi ambulans yang membawanya berkeliling kota. Sub-story tersebut membuat film ini mendapatkan keseimbangannya sehingga membuat alur ceritanya tetap asyik dinikmati hingga akhir.
Dengan segala keseruan dan momen emosional yang disajikannya, film ini memang nyatanya berhasil menutup "dosa" khas film garapan Michael Bay. Seperti perpindahan scene yang kadang tak terasa halus, permainan kamera unik tapi di beberapa bagian terasa pusing, dan set-up cerita menuju adegan perampokan yang bagi saya pribadi terasa terlalu cepat.