Visual efek yang dibangun untuk menciptakan efek ledakan dan berbagai adegan aksi keren lainnya terlihat sangat realistis. Yang tentu saja memang nampak sesuai dengan budget mahal produksinya.
Pun budget mahal tersebut juga konon tidak hanya dipergunakan untuk keperluan CGI saja melainkan untuk membangun properti set, khususnya untuk kebutuhan latar tempat di gua atau ruangan bawah tanah. Karena practical set tersebut pastinya membutuhkan biaya yang jauh lebih besar dari pada CGI.
Dan seperti layaknya film petualangan pencarian harta karun lainnya, penonton pun akan dibawa untuk jalan-jalan keliling dunia termasuk mengunjungi pulau Bali (yang tidak nampak seperti pulau Bali, heuheu).Â
Di mana pada scene Bali ini juga menyertakan properti set berupa mobil brimob dan sedikit dialog berbahasa Indonesia yang, ehem, buruk.
***
Seperti yang sudah penulis bahas sebelumnya, Red Notice memang tidak menawarkan sesuatu yang benar-benar baru. Sehingga inilah yang menjadi titik lemah film ini.
Bahwasanya absurdnya motif dan ambisi para protagonisnya yang membuat mereka akhirnya terlibat dalam petualangan besar bersama pun menjadi poin lain yang membuat film dengan produksi bernilai $200 Juta ini terasa terlalu sederhana bahkan bisa dibilang cukup hambar. Sehingga mungkin bagi sebagian penonton akan timbul pertanyaan seperti "mengapa begini" dan "mengapa begitu".
Namun untuk penonton yang rindu sajian popcorn movie yang ringan, tak peduli dengan kedalaman cerita, namun tetap butuh visual yang memanjakan mata, Red Notice tetap menjadi rilisan baru yang cocok untuk dinikmati di weekend ini. Tak sulit untuk menyerap inti ceritanya karena film ini adalah tipikal film yang "The Rock banget".