Seperti diketahui, peran media dalam menyebarkan gosip dan berita pedas yang seringnya menyerang pribadi pelatih maupun atlet cukup digambarkan secara gamblang pada serial ini. Tak terkecuali dengan bagaimana skeptisme yang cenderung toxic juga sering menjadi "senjata" para awak media kepada pelatih yang berasal dari luar Inggris itu sendiri.
AFC Richmond memang sebuah klub rekaan yang tidak ada di liga profesional Inggris saat ini. Namun AFC Richmond nampak terinspirasi dari klub liga Inggris yang seringnya bertengger di papan tengah hingga papan bawah.Â
Layaknya klub-klub papan bawah Liga Inggris yang seringnya menunjukkan performa angin-anginan di atas lapangan serta miss management yang berujung pada inkonsistensi prestasi, AFC Richmond pun digambarkan demikian.
Namun sayangnya, kecintaan fans tak dibayar dengan manis oleh sang pemilik klub. Ego dan kepentingan politik pemilik klub lah yang membuat AFC Richmond tak berprestasi walaupun selalu dapat dukungan loyal dari para fansnya. Sebuah gambaran nyata akan kondisi management klub sepak bola saat ini bukan?
Mulai dari desain jerseynya yang mengingatkan kita akan klub Crystal Palace, kondisi training centre yang tak terkesan mewah khas klub papan bawah, hingga karakteristik salah satu pemainnya yaitu Roy Kent yang terinspirasi dari Roy Keane-nya Manchester United, yang walaupun kharismatik namun memiliki masalah dalam mengatur emosinya.
Layaknya film/serial bergenre drama olahraga lainnya, tentu saja Ted Lasso masih membawa tema umum yaitu perjuangan, pengorbanan, dan persahabatan. Namun Ted Lasso tidak pernah memberikan hasil layaknya kisah fairy tale yang penuh keajaiban. Kisah Ted Lasso begitu membumi, dengan progress yang dicapai Ted Lasso pun terasa masuk akal dan tak berlebihan.
Seperti Ted Lasso yang tak pernah menjanjikan timnya juara namun berjanji akan melakukan perubahan, kita pun sebagai penonton lantas diberikan bukti akan perubahan yang dimaksudkan Lasso.Â
Dari sebuah tim yang kehilangan sosok pemimpin, terganggu oleh ulah pemain bintangnya yang arogan dan tak disiplin, hingga tak adanya kesatuan hati ketika bermain, AFC Richmond yang dilatih Lasso berhasil bertransformasi menjadi klub yang lebih baik dan disiplin. Dan perubahan nyatanya memang tidak selalu memberikan hasil yang instan.