Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Zack Snyder's Justice League", Kepuasan Batin yang Tertunda Selama 3 Tahun

19 Maret 2021   13:24 Diperbarui: 19 Maret 2021   19:02 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diana Prince: You said the age of heroes would never come again.

Bruce Wayne: It will. It has to.

Sejak Zack Snyder memperkenalkan cerita Superman yang baru dan lebih segar lewat Man of Steel di tahun 2013 silam, penonton lantas diberikan sebuah cerita superhero yang lebih dari sekadar jagoan penjaga umat manusia. Snyder dengan visinya yang unik bahkan mungkin sedikit gila, lantas mencoba menggabungkan cerita superhero klasik dengan elemen mitologi dunia yang pada akhirnya membawa tema "Gods Among Us" dalam cerita Superman yang baru. 

Snyder juga melanjutkan cerita superhero yang lebih kelam dan dewasa, yang sebelumnya berhasil diperkenalkan Nolan melalui trilogi The Dark Knight miliknya. 

Melanjutkan arc yang dibangun apik pada Man of Steel, Snyder lantas menelurkan Batman V Superman yang ditujukan sebagai sekuel langsung dari Man Of Steel. Di mana pada film ini, porsi penceritaan Batman lebih dominan dibanding Superman. 

Bagi banyak orang, Batman V Superman mungkin terasa terlalu berat dan terlalu banyak memiliki dialog. Jalan ceritanya pun cukup jumpy sehingga di beberapa adegan terasa kurang nendang. 

Namun hal tersebut sejatinya berhasil "ditebus" lewat rilisan Batman V Superman: Ultimate Edition yang memiliki 30 menit durasi tambahan, yang ternyata merupakan total adegan yang dihapus pada versi rilis bioskopnya. Di mana hal tersebut sangat berpengaruh pada detail penceritaan dan penjelasan tiap adegan yang sebelumnya terasa "aneh". 

Indiewire.com
Indiewire.com
Bagi penulis, dua film tersebut juga layaknya metafora perjalanan spiritual Kristus dalam tujuannya sebagai Mesias. Dengan Man Of Steel menceritakan periode kelahiran dan pemahaman akan tujuan hidupnya bagi dunia, sementara Batman V Superman menceritakan tentang pengorbanan melalui momen kematian sang "Dewa Penjaga Dunia". 

Justice League lantas dimaksudkan sebagai periode kebangkitan. Kebangkitan akan simbol harapan yang sebelumnya mati dan dipercaya tak akan kembali lagi. Yang mana pada versi 2017-nya tema ini terasa hilang begitu saja dan tak sedalam dua film pendahulunya. 

Maka setelah menyaksikan versi utuh dari visi awal sang sutradara melalui Zack Snyder's Justice League, semakin jelaslah apa yang menyebabkan versi tahun 2017-nya terasa begitu garing. Skrip Chris Terrio terasa begitu detail dan dalam, yang pastinya tak cukup bila harus disampaikan dalam durasi 2 jam saja. 

Hal ini sangat wajar mengingat film ini kebalikan dari Avengers yang konsepnya memang menyatukan para jagoan yang sebelumnya sudah mendapatkan banyak porsi penceritaan melalui film solonya masing-masing. Sehingga 2 jam durasi Avengers memang dirasa cukup. Sementara Justice League ide awalnya memang memulainya dari assemble team yang kemudian berlanjut ke film solo masing-masing. 

Sumber: twitter @snydercut
Sumber: twitter @snydercut
Menyaksikn Snyder Cut juga berarti menyaksikan film yang totally different. Dan improvement besar jelas sangat terasa pada versi ini. Perbedaan sangat terasa sejak scene awal dimulai. Di mana hal tersebut datang dari shoot magis Fabian Wagner dan scoring yang bikin merinding dari Tom Holkenborg alias Junkie XL. 

Percayalah, Junkie XL dengan visi musiknya memang menjadi pembeda terkait tone dan nuansa yang ingin dibangun pada film ini. ZSJL jadi terasa lebih grande, gagah, sekaligus indah. Menjadi pelengkap estetika yang memang menjadi concern utama dalam setiap film garapan Snyder. 

Gamesradar.com
Gamesradar.com
Selanjutnya penonton akan banyak menemukan scene yang terasa mahal dan magis dalam film ini, di mana tidak terlihat sama sekali di dalam versi 2017. Pun dengan dialog yang terasa lebih penuh dan tak terlalu terasa komikal. 

Seperti mengamini pernyataan Chris Terrio di tahun 2016 silam bahwasanya Justice League bakal lebih ringan dari BVS, hal tersebut pun akhirnya terbukti dalam Zack Snyder's Justice League. ZSJL memang sangat ringan dan renyah tanpa harus terasa murahan. 

Jokesnya cukup segar dengan penempatan yang pas. Tidak berlebihan layaknya apa yang dibuat Whedon di tahun 2017 silam. Pun ini menjadi installment paling segar yang dibuat Zack Snyder, setelah pada MOS dan BVS cenderung lebih muram tanpa ada banyak jokes yang muncul. 

Thewrap.com
Thewrap.com
Pada versi Snyder Cut ini penonton tetap akan disuguhi lucunya momen saat Barry Allen menanyakan apa kekuatan super Batman. Juga bagaimana ketika Barry menabrak Arthur Curry saat sedikit lagi trisulanya sampai ke punggung Superman. 

Namun tenang saja, adegan Aquaman yang nampak hilang wibawa kala dirinya menyatakan takut menghadapi parademon setelah memegang lasso of truth milik Diana, atau adegan The Flash menindih Diana saat dirinya terjatuh tidak akan ada. Dan kedua adegan tersebut memang seharusnya tak pernah ada. 

Syfy.com
Syfy.com
Yang pasti, kehadiran Darkseid di film ini yang memang dihapus begitu saja pada versi 2017-nya,benar-benar membawa perubahan yang berarti. Dirinya bukan sekadar "alien" yang ingin menguasai dunia. Ada alasan lain yang membuatnya pernah berkonfrontasi dengan para pahlawan di masa silam dan terulang di masa kini. 

Ada unsur mitologi, warisan, dan ambisi yang membuat sosok Darkseid tak sekadar super villain. Membuatnya menjadi sosok jahat yang tak hanya bengis, tapi juga terasa kaya karakterisasinya. Ada cerita dari masa silam yang membuatnya harus sekali lagi berhadapan dengan satu-satunya planet yang para penjaganya pernah membuatnya terluka. 

Bahkan jika kita merasa bahwa kemunculan Steppenwolf di versi 2017 terasa klise, hal tersebut memang valid. Karena memang tidak akan ada Steppenwolf tanpa kehadiran Darkseid. Dan apa yang dilakukan Steppenwolf dalam ambisinya merebut Motherbox tidak semata-mata ingin memenuhi ambisinya saja. Ada sejarah bahkan hutang yang harus dilunasinya dibalik obsesinya menyatukan motherbox. 

Polygon.com
Polygon.com
Hal lain yang membuat film ini menarik adalah bahwasanya The Flash dan khususnya Cyborg jauh lebih memiliki fungsi di sini. Dengan Cyborg juga menjadi semacam hati dalam film ini. 

Victor Stone dengan latar kisahnya yang begitu pedih, memang menjadi semacam penyeimbang di tengah riuhnya peperangan para dewa. Membuat ZSJL terasa lebih membumi setelah di sepanjang film dibombardir dengan berbagai unsur mitologi kuno dan berbagai pertarungan para superhero. 

Pantas saja Ray Fisher begitu kecewa dengan banyaknya adegan miliknya yang dipotong di tahun 2017 silam. Mengingat perannya sebagai Cyborg di sini ternyata cukup krusial dan berbeda dengan versi 2017 yang terasa hanya sebagai peran penghibur saja. 

Comicbook.com
Comicbook.com
Pun begitu dengan Barry Allen yang di sini tak sekadar kita kenal karena kecepatannya. Ada sisi humanis dalam dirinya yang kelak membuatnya menjadi salah satu karakter yang paling dicintai di film ini. Barry di sini cukup lucu, lugu, dan menjadi semacam penyeimbang dalam super tim yang dikumpulkan Bruce Wayne. 

Versi Snyder Cut ini juga lebih menunjukkan natural talent yang dimiliki oleh Barry Allen. Bagaimana kecepatannya tak sekadar digunakan untuk melawan musuh namun juga untuk melakukan keputusan krusial pada final fight melawan Steppenwolf. Kecerdasannya menjadi pembeda bagi super tim tersebut. 

Insider.com
Insider.com
Intinya Zack Snyder's Justice League menjadi semacam kepingan puzzle terakhir dari apa yang sudah dibangun Snyder sejak Man of Steel. Melengkapi narasi superhero yang membawa tema "Love", "Gods Among Us", serta mitologi dunia yang dibangun sangat detail dan mendalam. 

Keterkaitan antar event pada dua film sebelumnya jadi sangat jelas di sini. Tidak terasa jumpy.

 Semuanya dijelaskan dengan detail pun dengan tebaran easter egg yang juga semakin kuat memberikan sinyal bahwa perjalanan Justice League sejatinya masih sangat panjang. 

Forbes.com
Forbes.com
Bagi saya ZSJL adalah sebuah kepuasan batin yang tertunda selama 3 tahun. Sebuah film superhero dengan cerita lebih serius yang memang ditujukan untuk audiens dewasa. 

ZSJL jelas membuktikan bahwa visi Snyder memang berbeda. Ia tidak ingin apa yang dibuatnya sama dengan MCU. Diferensiasi menjadi kunci walaupun industri mengakui bahwa cara yang ditempuh MCU jauh lebih cepat mendatangkan profit. 

Namun permintaan akan versi director's cut yang dituntut para fans membuktikan bahwa tak selamanya yang terlihat menguntungkan akan membuat fans bahagia. Fans butuh layanan yang memuaskan mereka lewat cerita yang padat dan easter egg yang banyak. Juga kemunculan berbagai hero baru serta cameo yang membuat mereka terangsang untuk bermain-main dengan fan theory.  Karena fan theory membuat franchise tetap hidup dan dinantikan. 

Inilah yang sejak awal ditangkap Zack Snyder. Di mana melalui ZSJL-nya, Snyder menunjukkan bahwa ia mengerti apa keinginan terbesar para fans. Dan akhirnya diwujudkan dengan cerita yang benar-benar memuaskan. Terlihat dari bagaimana rating audiens begitu tinggi di situs rotten tomatoes serta IMDB. 

Pun rasa penasaran akan film ini juga memakan korban pada server HBO GO Asia di tanggal 18 Maret kemarin. Yang sejak jam 14.00 wib tidak bisa diakses. Begitu tingginya demand menyaksikan film ini, membuat HBO GO baru nyaman diakses dua sampai tiga jam setelah film ini rilis. 

Syfy.com
Syfy.com
4 jam durasi ZSJL memang terlihat lama. Namun setelah menyaksikannya, hal tersebut sangat tidak terasa. Kepuasan batin yang didapat dari kombinasi visual menarik, musik epik, CGI mewah, dan cerita yang lebih dalam serta detail, membuat 4 jamnya sangat worth untuk dihabiskan. 

ZSJL pada akhirnya menjadi semacam tamparan bagi Warner Bros. Mereka seharusnya lebih sabar dalam mempercayakan visi yang sudah disetujui sejak awal. Bahwasanya visi tak harus sama dengan tetangga, karena pada akhirnya yang paling unik dan terbaiklah yang akan "menang". 

Dengan kesuksesan film ini yang begitu masif, selanjutnya pastilah akan ada permintaan sekuel dari para fans. Di mana pada media sosial juga sudah mulai bertebaran hashtag #RestoreTheSnyderverse, merujuk pada permintaan fans kepada WB untuk melanjutkan universe yang sudah dibangun begitu kuat oleh Snyder. 

Pun tuntutan untuk menjadikan ZSJL sebagai film cannon menggantikan Justice League tahun 2017 juga semakin lantang menggema. Yang berarti memang Snyder Verse harus berlanjut.

Trendsmap.com
Trendsmap.com
Kita tentu harus berterima kasih pada Warner Bros yang akhirnya memberikan lampu hijau untuk merilis ZSJL walaupun hanya di platform HBO MAX dan HBO GO. Tapi kalau sudah seperti ini apa Warner Bros tidak pusing? Haruskah mereka mempertahankan ego atas kesalahan keputusan mereka tiga tahun lalu? 

Atau melanjutkan permintaan fans karena permintaan yang sangat amat tinggi tersebut? Mengingat demand dari para fans juga berarti cuan dan keberlanjutan waralaba di masa depan. 

Ya, kita tunggu saja akan bagaimana kelak keputusannya. 

Geektyrant.com
Geektyrant.com
So, ZSJL dengan mudah penulis berikan skor 9,5/10.

 Ya, penulis hanya terganggu dengan slow motion yang terlalu banyak, walaupun di beberapa bagian memang sangat estetik dan menarik. Sisanya tak ada yang perlu diperdebatkan karena ini adalah karya terbesar dan terbaik yang pernah dibuat oleh Snyder. 

Haters: "You said Snyder Cut would never come again?" 

Fans:"It will. It has to"

Salam Kompasiana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun