Sebuah petualangan yang kelak mengubah arti dari pahlawan super itu sendiri. Petualangan yang kelak menyadarkan orangtuanya bahwasanya masih ada cinta dalam keluarga tersebut.
***
Inti cerita dan pesan kehidupan tentang arti sebuah keluarga serta betapa berharganya sosok orang tua bagi anak sangat menghiasi film petualangan ini. Tentunya menjadi tontonan positif yang baik untuk diserap anak-anak.
Meskipun membawa semacam surat cinta untuk berbagai karakter superhero yang dikenal dunia, namun film ini juga ingin menyampaikan pesan bahwa sudah seharusnya dunia mengubah cara pandangnya terhadap sosok superhero itu sendiri.Â
Bahwasanya karakter superhero yang lebih terasa realistis, relevan, dan relate dengan kehidupan manusia modern sudah semestinya mendapatkan tempat di hati setiap pembaca ataupun penontonnya. Dan hal tersebut berhasil disampaikan secara implisit tanpa terasa preachy.
Bedanya G-Force menggunakan karakter hewan guinea pigs/marmut sebagai pasukan super terlatih. Sementara Ulysses adalah seekor tupai berkekuatan super yang asal kekuatannya juga masih misteri hingga film berakhir.
Flora & Ulysses juga memiliki unsur komedi yang begitu kental. Berbagai jokes yang dilemparkan memang sederhana namun cukup efisien untuk mengundang tawa. Khas film-film Disney pada umumnya.
Matilda Lawler si pemeran Flora juga cukup baik menampilkan karakter seorang bocah cerdas nan kritis, yang lantas menjadi nyawa utama film ini. Di mana chemistry-nya dengan Ben Schwartz tak hanya berhasil menghadirkan berbagai adegan jenaka di sepanjang film namun juga sentimentil terkait usaha sang anak dalam memberikan semangat hidup dan berkarya bagi ayahnya.
Hanya saja chemistry-nya dengan Ulysses justru terasa kurang. Tergantikan dengan sosok sang ayah yang memang selalu berpetualangan bersama di sepanjang film.Â