Tak terbantahkan bahwasanya saat ini Blackpink menjadi fenomena global yang sangat besar. Segudang prestasi, penghargaan, dan rekor di dunia musik satu per satu berhasil dicapai dalam waktu hanya 4 tahun setelah debutnya di tahun 2016 silam.
Beranggotakan 4 wanita cantik nan enerjik, supergrup dari YG Entertainment ini pun semakin memukau berkat koreografi cepat dan penuh semangat yang menjadi ciri khas mereka. Menjadi pembeda di samping pattern girl group asal negeri ginseng yang tetap dipertahankan semisal berkaki jenjang dan bertubuh langsing.
Di antaranya berhasil menjadi K-pop girl group pertama yang memenangi MTV Music Video Awards dalam kategori Song of The Summer untuk lagu How You Like That.Â
Menjadi grup wanita Korea pertama yang menerima sertifikasi Recording Industry Association of America(RIAA) di tahun 2018 lewat lagu Ddu-du Ddu-du. Hingga The Album yang baru saja dirilis merajai chart Billboard, di mana The Album menempati posisi 1 untuk US Album Sales dan posisi 2 untuk US Billboard 200.
Sebuah cerita nyata tentang buah manis kesuksesan yang diraih melalui kerja keras itulah yang lantas disampaikan dengan cukup ringan dan mengasyikkan lewat film dokumenter terbaru produksi Netflix berjudul Light Up The Sky.Â
Dirilis pada tanggal 14 Oktober tepat pukul 14:00 WIB, dokumenter ini pun cukup ditunggu kehadirannya dan menjadi semacam suplemen penghibur bagi para Blink (sebutan fans Blackpink) di seluruh dunia.
Sebuah perjalanan yang tak hanya inspiratif namun juga merepresentasikan tentang bagaimana budaya pop Korea bekerja pada dunia.
Namun berbicara tentang teknis, sejatinya tak ada yang benar-benar baru atau spesial dari dokumenter Light Up The Sky ini. Namun tak benar-benar baru di sini bukan berarti buruk, melainkan film ini memang masih mengikuti pattern dokumenter pada umumnya yang memang berfokus pada sisi lain dan suksesnya perjalanan karier mereka berempat tanpa adanya tambahan cerita pendukung lain yang memberikan sedikit twist tentang kesan film dokumenter itu sendiri.
Kerja keras memang menjadi sorotan utama dokumenter ini. Karena penonton diajak untuk melihat bagaimana proses Blackpink sejak menjadi trainee hingga debut profesional yang memang dimulai sejak di usia belia. Sebuah proses yang menunjukkan arti sebenarnya dari woman empowerment itu sendiri.
Empat wanita dari latar belakang yang berbeda di sebuah negara besar dengan persaingan yang keras, keempatnya lantas disatukan oleh ambisi, keinginan kuat, dan semangat bertahan untuk menjadi girl group yang mampu memukau dunia lewat musik dan tarian mereka.
Namun melalui Light Up The Sky, setidaknya kisah kerja keras dan sisi lain para personil Blackpink tersebut bisa dijangkau lebih banyak lagi audiens. Tentu saja tanpa perlu kita sebagai penonton menjadi fansnya terlebih dahulu.
Pun pada sesi intimate interview masing-masing personilnya juga berhasil menyajikan tayangan yang insightful sekaligus manis. Bagaimana pengaruhnya seorang Lisa di Thailand, rentannya fisik Jennie dibanding member lainnya, Rose yang multitalent, hingga Jisoo yang paling dewasa dan mentalnya paling kuat, menjadi sedikit contoh cerita personal dari Blackpink yang dibagikan kepada publik.
Bahkan hingga momen flashback mereka ke masa-masa audisi dengan penampilan culun yang tentu saja mampu menghadirkan gelak tawa.
Light Up The Sky benar-benar memanusiakan Jisoo, Jennie, Rose, dan Lisa setelah sebelumnya publik mungkin melihatnya sebagai idol tanpa cela. Ya, mereka berempat juga manusia biasa yang kadangkala merasa bosan dan lelah meskipun popularitas dan gelimang harta mengelilingi mereka.
Pun Jennie, Jisoo, Lisa, dan Rose melakukan pembuktian bahwasanya wanita dengan segala talenta dan ambisi yang terus dijaga konsistensinya pada akhirnya juga bisa mendominasi industri yang didominasi laki-laki. Sekaligus menjadi inspirasi dan figur baru tentang sosok wanita tangguh di era modern.
Ya, cerita tentang bagaimana momen berlatih, berlatih, dan berlatih untuk menjadi superstar benar-benar menghapus pengalaman masa muda mereka. Pun rasa kangen pada orangtua dan kampung halaman menjadi cerita lain yang membuat hidup mereka kadang terasa sepi meskipun dunia mengelu-elukan nama mereka di atas panggung.
Light Up The Sky pada akhirnya tampil cukup menghibur dan memberikan banyak pengetahuan baru seputar Blackpink dan orang-orang di balik layarnya. Termasuk bagaimana ambisi YG Entertainment mengenalkan kultur Korea lebih luas lagi melalui grup musik bentukan mereka, Blackpink.
Sang sutradara, Caroline Suh, memang cukup mengerti apa yang menjadi keinginan fans dan apa yang jadi rasa penasaran para penonton awam terhadap Blackpink. Sehingga 1 jam 19 menit film ini tak hanya berisi trivia menarik saja, melainkan juga dipenuhi potongan gambar, klip video, dan alunan musik yang berpadu apik memuaskan mata dan telinga.
Dokumenter ini sejatinya masih memiliki banyak poin menarik yang bisa digali lebih dalam. Termasuk seberapa besar pengaruh dan keterlibatan fans dalam membentuk Blackpink itu sendiri yang sayangnya hal tersebut belum muncul di sini.
Namun rumor yang menyatakan bahwa Light Up The Sky siap untuk dibuatkan sekuelnya menandakan bahwa nampaknya masih banyak poin menarik lainnya yang sengaja ditahan untuk rilisan berikutnya.
Namun untuk saat ini marilah kita menikmati sedikit cerita sukses dari hasil kerja keras para wanita hebat tersebut. Serta menjadi saksi bagaimana prestasi, semangat, dan konsistensi mereka mampu menerangi cakrawala dunia hiburan saat ini.
Skor: 8/10
Salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H