Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Saiyo Sakato", Konflik Poligami yang Jenaka dengan Visual yang Menggugah Selera

12 Juli 2020   22:42 Diperbarui: 14 Juli 2020   02:04 1208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Wahana Kreator/ GoPlay dipublikasi oleh kincir.com
Sumber: Wahana Kreator/ GoPlay dipublikasi oleh kincir.com
Kedatangan Nita yang tidak tepat waktunya, lantas diperparah dengan pembicaraan soal warisan di awal pertemuannya dengan Mar. Maka ketika hal tersebut tak membuat rasa hormat dari Mar muncul dan justru menimbulkan konflik, Nita lantas membalasnya dengan mendirikan Saiyo Sakato tandingan tepat di seberang restoran milik Mar, lengkap dengan logo yang juga mirip.

Keadaan yang semula sudah panas pun lantas berkembang menjadi lebih panas lagi.

Konflik pun tak bisa dikendalikan lagi. Konflik yang pada akhirnya tak hanya membawa perselisihan di dalamnya, namun juga menghasilkan nilai-nilai kehidupan yang menyadarkan satu sama lain. Termasuk datangya cinta yang tak diduga antara Nissa dengan Emir(Jourdy Pranata), adik dari Nita.

Sebuah Serial yang Menggugah Selera

Sumber:Wahana Kreator/ GoPlay dipublikasi oleh kincir.com
Sumber:Wahana Kreator/ GoPlay dipublikasi oleh kincir.com
Sama seperti shoot masakan gulai kepala kakap pada Tabula Rasa yang membuat perut seketika keroncongan atau bakmi kepiting Pontianak pada Aruna dan Lidahnya yang membuat lidah ini tak sabar untuk mencobanya, Saiyo Sakato pun demikian.

Sedari awal saja kita sudah disuguhi adegan masak yang memperlihatkan racikan penuh bumbu dan kaya rempah yang menarik mata. Visualnya sungguh indah dengan tone warna yang tajam dan detail.

Sumber: Wahana Kreator/ GoPlay dipublikasi oleh kincir.com
Sumber: Wahana Kreator/ GoPlay dipublikasi oleh kincir.com
Pujian tentu saja patut disematkan kepada sinematografer serial ini, Dimas Bagus Triatma Yoga, yang sukses memberikan visualisasi masakan yang menggugah selera dengan tone warna yang kuat dan tegas. Tiap bumbu masakan dan berbagai bahan pelengkapnya begitu kuat visualisasinya, entah dalam keadaan mentah ataupun matang.

Bukan bermaksud membandingkan, namun bagi penulis pribadi, tiap shoot makanan pada serial ini jauh lebih menggugah selera dari Tabula Rasa. 

Namun tentu tidak lengkap rasanya jika film ini hanya berfokus pada makanan tanpa ada cerita lain yang melengkapinya. Maka tangan dingin Salman Aristo dan Gina S. Noer yang turut campur tangan dalam produksi dan penulisan skenario ini pun berhasil menunjukkan kelasnya tersendiri.

Sumber: Wahana Kreator/ GoPlay dipublikasi oleh hipwee.com
Sumber: Wahana Kreator/ GoPlay dipublikasi oleh hipwee.com
Saiyo Sakato dengan cerdasnya menangkap fenomena poligami dan image "pelakor" di tengah kehidupan masyarakat modern saat ini untuk kemudian diracik dalam bumbu konflik yang jenaka. 

Pun kisah perselisihan antara istri pertama dan kedua tidak terasa menghakimi, di mana kedunya memiliki faktor benar dan salah yang cukup seimbang. Bahwasanya setiap masalah dalam rumah tangga selalu ada sebab akibatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun