Jika penulis hanya boleh memberikan satu saja film rekomendasi untuk bisa ditonton di minggu ini, maka 7500 bakal menjadi judul yang terlebih dahulu penulis sebutkan.
Pasalnya, film yang baru saja muncul di platform streaming Amazon Prime ini memberikan cerita yang sejatinya sederhana namun cukup untuk memenuhi syarat sebagai film drama-thriller yang mencekam.
Film yang ditulis dan disutradarai oleh sutradara asal Jerman, Patrick Vollrath, setidaknya memiliki tiga faktor utama yang membuatnya menarik.
Yang pertama tentang sajian thriller yang efektif, kemudian kekuatan aktor sentralnya, serta isu relevan namun juga sensitif yang dibawanya.
7500 juga menjadi feature film pertama milik Patrick Vollrath, yang sebelumnya lebih sering memproduksi film-film pendek di negara asalnya.Â
Dan jika melihat hasil kerjanya pada film 7500 ini, bukan tidak mungkin bahwa dalam waktu yang tak terlalu lama lagi kita bakal sering melihat namanya ada pada produksi film-film besar Hollywood di masa depan.
Sinopsis
Pesawat yang dikendalikan oleh pilot Michael Lutzmann (Carlo Kitzlinger) dan co-pilot Tobias Ellis (Joseph Gordon-Levitt) sedianya berangkat dari Berlin untuk menuju Paris ketika penyerangan terjadi.
Tak mendapati sesuatu yang mencurigakan pada saat pengecekan rutin pesawat sesaat sebelum terbang, Tobias dan Michael justru dikejutkan oleh keributan dari para penumpang di dalam kabin. Keributan yang kemudian berujung pada usaha beberapa laki-laki untuk masuk ke dalam kokpit.
Kokpit pun kemudian berubah layaknya medan perang yang mengerikan. Di mana terlukanya Michael memaksa Tobias untuk menjadi pengambil keputusan terkait hidup dan mati para awak dan penumpang pesawat. Ia pun harus berhadapan dengan para teroris yang berusaha mengambil alih pesawat untuk memuluskan tujuan mereka.
Tobias pun melaporkan kepada air traffic control yang terkait adanya pembajakan di dalam pesawat. Berharap akan datangnya sebuah bantuan, meskipun hal tersebut nampak sangat mustahil.
7500 lantas menjadi kode yang menandai adanya pembajakan di dalam pesawat tersebut.
Sajian Drama Thriller yang Sederhana dan Efektif
Namun 7500 menyajikan sesuatu yang berbeda. Bahhkan rasanya tak berlebihan jika penulis menyebut bahwa film ini memberikan standar baru sebuah drama thriller yang mencekam tanpa perlu dibuat pusing oleh kerumitan jalan cerita.
Sesederhana 7500 yang mampu memberikan ruang pengenalan akan karakter-karakter utamanya di awal film yang singkat namun efektif dalam membangun chemistry antar karakter yang dibutuhkan ke depannya.
Di mana hal tersebut berfungsi efektif kala emosi para karakternya dibutuhkan sebagai penguat cerita di tengah-tengah gempuran teror yang terjadi di sepanjang film.
Berada dalam satu latar tempat selama 90 menit tentu saja berpotensi menimbulkan kebosanan.
Namun dengan cerdasnya Patrick Volrath dan Senad Halilbasic meramu tiap skenarionya dengan baik, sehingga keseruan dan ketegangan di tiap adegannya tetap terjaga dan membuat penonton tak ingin melewatkan ceritanya.
Ditambah dengan sinematografer Sebastian Thaler yang dengan brilian memaksimalkan penggunaan kamera handheldnya, sehingga intensitas ketegangan dan ragam aksi di dalam area kokpit yang sempit dapat tertangkap sempurna.
Menghadirkan nuansa klaustrofobia yang membuat penonton merasa tidak nyaman namun tetap penasaran di satu sisinya.
Akting Memukau Joseph Gordon-Levitt
Ia tidak menampilkan sosok lelaki pemberani layaknya Liam Neeson, Bruce Willis, atau Tom Cruise dengan kesigapan dan keahlian menggunakan senjata untuk melumpuhkan lawan-lawannya.
Ia justru memunculkan keberanian dalam karakter Tobias dengan lebih humanis dan membumi. Bahwasanya Tobias sama seperti kita, seseorang dengan kehidupan normal yang seketika bisa mengalami ketidakberuntungan kala harus berada di tengah-tengah situasi yang pelik dan mencekam.
Peran sentralnya membuat Joseph Gordon-Levitt begitu bersinar di film ini. Kita diizinkan untuk melihat perkembangan karakter Tobias dari seorang laki-laki penyayang yang memiliki satu orang anak, kemudian berubah menjadi seorang laki-laki yang tertekan, depresi, bahkan menjadi penentu antara hidup dan mati semua orang yang berada di dalam pesawat tersebut.
Sebuah Pesan bagi Para Pelaku Teror
Sama seperti halnya Hotel Mumbai yang menggambarkan tindakan terorisme berjubahkan agama, 7500 pun demikian.
Tidak adanya motif lain dalam pembajakan selain dalih menjalankan perintah agama, membuat film ini cukup relevan dengan apa yang terjadi di seluruh dunia saat ini.
Meskipun sejatinya tema seperti ini juga berpotensi memantik sentimen negatif dari orang-orang yang tidak open minded dalam memaknai pesan dalam sebuah film.
Vedat adalah teroris termuda di kelompok pembajak tersebut, yang sejatinya masih berada dalam persimpangan jalan antara kebaikan dan kejahatan.
Vedat masih memiliki hati dan sisi humanis yang kuat, di mana bagi dia tak seharusnya manusia saling membunuh.
Pendiriannya begitu kuat meskipun rekan-rekannya memberikan doktrin yang menyesatkan tentang bagaimana Tuhan sejatinya mengizinkan tindakan mereka.
Vedat menjadi gambaran nyata bahwasanya di seluruh dunia masih banyak orang-orang baik yang terpaksa harus melakukan kejahatan karena ia ditipu oleh pemahaman yang salah tentang agama ataupun ras. Bahwasanya setiap nyawa manusia begitu berharga dan manusia tak punya hak untuk mengakhiri nyawa manusia lainnya.
Vedat juga menunjukkan bahwasanya tak akan pernah ada jalan pulang begitu seseorang memilih untuk terjun ke dunia terorisme, apapun dalih dan tujuannya.
Karena ketika seseorang tersadar akan tindakannya dan ingin kembali menemui jalan pulang, semua hal tersebut hanya akan menjadi kesia-siaan yang akan disesali seumur hidup. Ya, tidak akan ada jalan pulang.
Penutup
Kehadiran Joseph Gordon-Levitt tentu menjadi nilai tambah bagi yang rindu melihat peran sentralnya di sebuah film, setelah terakhir terlihat di film The Walk(2015) dan Snowden(2016).
Jadi, penulis memberikan nilai 8/10 untuk sajian thriller sederhana namun memberikan efek mengejutkan yang luar biasa ini. Sebuah pertaruhan hidup dan mati dalam kokpit pesawat yang tentunya sayang untuk dilewatkan
Selamat menonton. Salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H