Jangan lupakan juga selingan penampilan dari Yati Pesek dan Cici Tegal yang tentu saja membangkitkan nostalgia.
Jeihan memang menyajikan komedi yang cukup absurd, se-absurd kita menyaksikan film Terlalu Tampan ataupun Koboi Kampus. Hanya saja, Mekah I'm Coming kemudian diisi dengan inti cerita yang berisi sentilan satir terkait isu besar yang sangat relevan dengan saat ini.
Sentilan satir Jeihan pun mampu ditargetkan ke dua pihak sekaligus. Yaitu ke pihak agen travel bodong dan tentu saja para jamaah Haji yang tertipu. Sehingga sebagai penonton, kita diizinkan untuk menertawakan kedua pihak tersebut.
Tentu kita mengecam penipuan biadab yang mengatasnamakan jasa keagamaan oleh para agen travel bodong tersebut. Sehingga memang sudah seharusnya tak ada lagi para agen travel bodong yang merugikan ratusan bahkan ribuan jamaah yang punya niat dan itikad baik untuk pergi ke tanah suci, menjalankan rukun Islam yang kelima.
Karakter Eddy seakan menjadi sentilan bagi orang-orang yang menjadikan momen kepergian ke tanah suci sebagai momen "panjat sosial", bukan menjadikannya sebagai momen penting yang timbul dari niatan hati yang terdalam.
Padahal usaha keras mereka untuk segera pergi ke tanah suci justru tak sedikit yang menguras harta. Bahkan tak sedikit juga yang kemudian meninggalkan utang dan membuat mereka terjebak dalam putaran arus rentenir yang merugikan.
Jangan sampai karena berpikir soal gengsi akan gelar Haji, lantas menjadikan kita teledor dalam mempersiapkan perjalanan Haji. Iming-iming keberangkatan cepat dan akses spesial dengan harga miring (bahkan beberapa berharga tinggi) pun membuat kita gelap mata, sehingga tidak bisa melihat bahwasanya ada sesuatu yang jahat dibalik itu semua.