![Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2 | sumber: ulasinema.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/02/28/images-2020-02-28t132451-291-5e58b557097f3639334487e2.jpeg?t=o&v=555)
Di sini mereka sudah cenderung aktif dan tidak sekadar wait and see seperti yang ditampilkan pada SIM. Sehingga tiap adegan pada sekuelnya kali ini menjadi lebih dinamis, hidup, dan believable.
Pun hal lain yang patut diacungi jempol adalah pemilihan referensi Satanic yang dilakukan oleh Timo begitu kaya dan terlihat tidak main-main. Hal tersebut dikarenakan Timo mengambil referensi dari ragam kebudayaan seperti Mediterania, Afrika, Mesir kuno, hingga Yunani kuno.
Sehingga baik secara simbol, sosok iblis, dan peraturan apa yang timbul dari suatu belenggu kutuk, mampu ditampilkan secara otentik dan bisa dicari faktanya. Salam hormat buat Timo untuk segala detail yang ditampilkan di sepanjang film.
Penutup
Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2 memang menjadi definisi dari film horor yang bukan untuk semua orang. Apalagi jika Anda tidak nyaman dengan segala bentuk kesadisan dan adegan penuh darah.
Namun Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2 tentu bisa menjadi alternatif horor bagi setiap kita yang bosan dengan horor yang sekadar penampakan saja. Karena SIMA2 begitu kaya dalam menyajikan rentetan terornya dan membuat adrenalin kita terus terpacu di sepanjang film. Dijamin, tidak akan bikin ngantuk.
Bagi yang sudah menonton SIM dan suka akan ceritanya, SIMA2 tentu menjadi sekuel yang tak boleh dilewatkan. Namun bagi yang belum menonton SIM jangan khawatir tidak bisa mengikuti jalan ceritanya.Â
Karena walaupun sekuel, namun secara keseluruhan SIMA2 adalah cerita yang berbeda. Kalaupun ada referensi adegan yang berasal dari SIM, maka hal tersebut masih bisa dimengerti dan diikuti, karena potongan-potongannya pum ditampilkan pada beberapa adegan dalam SIMA2.
So, jangan berharap lebih pada cerita ataupun kualitas dialognya. Nikmati SIMA2 selayaknya kita memasuki wahana rumah hantu yang seru, mencekam, dan penuh kejutan.
Skor: 7,5/10
Salam Kompasiana!