Menjadi official selection pada gelaran Sundance Film Festival 2019 yang lalu, film dokumenter yang disutradarai oleh Lana Wilson(The Departure) kemudian dilengkapi oleh penata musik Alex Sommers(The Circle, How To Train Your Dragon 2) serta Sinematografer Emily Topper yang memang sudah menjadi langganan sinematografer pada film atau serial dokumenter.
Dari sisi teknis nampak tidak ada masalah berarti. Karena baik musik latar yang digunakan untuk memberikan mood pada narasi yang diucapkan oleh Taylor Swift, hingga kemudian berpadu dengan musik ciptaan Taylor Swift yang semakin menegaskan suasana dan timeline pada sebuah cerita, menjelma menjadi kombinasi musik yang membuat penonton ikut larut dalam cerita sembari menikmati alunan nadanya.
Pun begitu dengan cara bertutur yang disampaikan Lana Wilson, dimana kerjasamanya dengan sinematografer Emily Topper mampu membuat perpaduan footage lama dan baru begitu artistik, serta membuat kita percaya bahwa Taylor adalah seorang manusia biasa.Â
Di mana perkembangannya hingga menjadi seperti sekarang ini adalah buah dari kerja keras dan konsistensinya terhadap suatu hal yang benar-benar dicintainya.
Bagaimana dinamika penceritaan Taylor yang dimulai dari gambaran dirinya di awal-awal karir hingga mencapai puncak kejayaan, lalu mendapatkan perundungan di dunia kerjanya, hingga kemudian mencoba bangkit kembali, tentu menjadi sebuah gaya bercerita yang menarik untuk diikuti. Positioning tiap sebab-akibat hingga punchline penutup sebuah konflik terasa pas, hingga membuat kita ikut bersimpati dan berempati pada tiap fase penceritaan Taylor.
Jika dari sisi teknis nampak tidak ada yang bermasalah, lantas bagaimana dengan isi yang ingin disampaikan oleh dokumenter ini? Apakah worth untuk disaksikan?
Jawabannya tentu saja, "iya, sangat worth". Karena setidaknya ada 4 pesan yang ingin disampaikan oleh Taylor Swift lewat dokumenter Miss Americana ini.Â
Yaitu tentang kerja kerasnya yang menjadi inspirasi banyak orang, usahanya dalam menerima dirinya sendiri, juga tentang toxic masculinity, dan tentu saja mengenai pesan untuk berani mengambil posisi dan bersuara dengan lantang untuk suatu hal yang kita yakini benar.
"Everybody in music has their own niche specialty thing that they do that sets them apart from everybody else, and my storytelling is what it is for me"
Kita tahu bahwa sepanjang 15 tahun karirnya, Taylor Swift selalu menulis sendiri lagu-lagunya. Ia tahu bahwa setiap musisi membawa sesuatu yang spesial dalam dirinya dan ia harap bahwa lagu yang ditulisnya sendiri menjadi sebuah cerita personal yang bisa dibagikan kepada pendengarnya.