Menjadi dua album natal yang nampak tak lekang oleh waktu, walaupun kemudian eksistensinya coba "diganggu" oleh kehadiran musisi-musisi baru dengan album natalnya semisal Justin Bieber, Pentatonix bahkan Ariana Grande.
Penulis lantas mencatat beberapa hal yang sekiranya menjadi alasan terkait kepopuleran dua album natal tersebut. Di mana hal tersebut bisa dibagi ke dalam beberapa poin sebagai berikut;
1. Berbeda Tema Namun Menginterpretasikan Nuansa "Natal Banget"
Hanya saja menurut penulis, sampai saat ini belum ada yang benar-benar mampu memberikan suasana natal yang begitu mengena di hati seperti apa yang disajikan pada 2 album tersebut.
Mariah Carey dengan tema festive yang riang dan soulful sementara Buble dengan tema natal yang jazzy, classy dan klasik. Keduanya mampu menjadi dua album yang berbeda rasa namun sama-sama asyik dinikmati secara back to back.
Bila diibaratkan sebuah film natal, maka Merry Christmas-nya Mariah Carey diibaratkan sebagai film komedi keluarga yang riang dan hangat sementara Christmas-nya Michael Buble sebagai film drama romantis yang manis dan syahdu.
Keduanya sama-sama menimbulkan suasana liburan yang kental walaupun dengan kemasan yang berbeda. Di mana hal tersebut juga berhasil membawa suasana salju tiap kali kita mendengarnya, walaupun kita berada di tengah teriknya kota Jakarta, heuheu.
Rasanya tidak ada album natal lain selain dua album natal tersebut yang begitu track pertamanya dimainkan langsung membawa kita ke dalam nuansa natal yang atmospheric. Magis sekaligus membawa kebahagiaan dan kenangan masa kecil yang manis.
2. Lagu yang Personal dan Mengena di Hati
Just fall in love with me this Christmas
There's nothing else that we would need this Christmas
Won't be wrapped under the tree want something that lasts forever
Cause I don't wanna be alone tonight
I'm wearin' our Christmas sweater
While talking to the mistletoe tonight
I want something that lasts forever
So kiss me on this cold December night