Mereka tak hanya mampu berperan sebagai pengacara yang provokatif, namun juga mampu menjadi supporting actor yang berperan sebagai pembawa warna baru di tengah konflik yang terpusat pada Nicole dan Charlie
Tak lupa Azhy Robertson sebagai Henry, anak semata wayang Nicole dan Charlie, juga mampu menjadi magnet film ini.
Tak hanya berhasil menunjukkan sosok anak yang terpukul dan kebingungan terkait perpisahan orangtuanya, namun juga mampu menampilkan kombinasi sifat kedua orangtuanya yang makin membuat kita ikut empati dan larut ke dalam tragedi yang dialaminya.
Marriage Story jelas memberikan kita gambaran paling nyata tentang sebuah pernikahan sekaligus perpisahan yang mungkin terjadi pada sebagian orang.Â
Itulah sebabnya, film ini mungkin akan terasa personal bagi sebagian orang yang pernah mengalami langsung atau mendengar cerita dari "korban" perceraian.
Meskipun memberikan kita gambaran pahitnya sebuah perceraian, namun film ini nyatanya tidak menghakimi keputusan yang dibuat oleh si tokoh utama.
Memang ada sisi buruk yang disampaikan terkait keputusan tersebut, namun ada juga sisi baik yang kemudian dimunculkan. Tergantung bagaimana penonton menyikapi secara dewasa keputusan apa yang menurut pribadi masing-masing paling baik.
Tontonlah bersama pasangan. Biarkan ia ikut larut dalam deretan adegan yang bisa memicu air mata untuk mengalir.Â
Kemudian ketika selesai, genggamlah tangannya, peluk erat tubuhnya, kecup dahinya dan biarkan anda saling mengingat kasih mula-mula yang membuat anda bisa mengambil langkah iman untuk mengarungi bahtera rumah tangga bersama bertahun-tahun yang lalu.
Biarlah Marriage Story menjadi pengingat bahwa pernikahan sangatlah berharga untuk dipertahankan dan diperjuangkan bersama-sama.Â