Layaknya narasi Daud vs Goliat, di sini jelas terlihat bahwa Bilott adalah interpretasi sosok Daud yang terlihat lemah namun mampu melepaskan ketapel mautnya secara tepat sedangkan DuPont adalah sang Goliat yang angkuh, egois namun nyatanya masih bisa terkalahkan.
Meskipun penokohannya terkesan komikal, Victor Gaber yang berperan sebagai petinggi DuPont Phil Donnelly, cukup mampu memberikan kita alasan bahwa ia dan DuPont-nya layak untuk dibenci.
Ancaman PHK massal, konspirasi tingkat tinggi dengan para petinggi pemerintahan hingga kemampuan menyamarkan fakta melalui counter programming di berbagai media, menjadi beberapa contoh betapa liciknya Phil Donnelly dan tim DuPont-nya dalam mempertahankan eksistensi bisnisnya.
Mark Ruffalo sendiri sukses memerankan seorang lawyer yang harus memenuhi tugasnya sebagai pembela yang benar meskipun hal tersebut membahayakan dirinya sendiri.Â
Mark mampu menampilkan keambisiusan Bilott dalam memecahkan kasus ini, dengan di satu sisi juga menjadi sosok yang autopilot dalam mengikuti perkembangan keluarganya.
Hanya saja, perannya tak benar-benar dibutuhkan sehingga praktis hanya menjadi pemanis terkait tak adanya momen 'wow' yang benar-benar berpengaruh terhadap keseluruhan cerita.
Meskipun bukan film horor, nyatanya Dark Waters juga berhasil menyajikan suasana mencekam yang diakibatkan dari kondisi pencemaran tersebut. Bagaimana hewan ternak mulai mengalami bermacam penyakit berat setelah minum air sungai, Tennant dan keluarganya yang setiap hari semakin jelas berhadapan dengan ancaman kanker hingga suasana perlawanan Bilott yang kelam atmosfernya, seakan menjadi penggambaran memilukan atas kasus tersebut yang dengan sekejap mampu membangkitkan empati kita.