Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Menjajal Apple TV+, Eksklusivitas Konten dalam Genggaman

7 November 2019   15:13 Diperbarui: 8 November 2019   03:41 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tepat di tanggal 1 November lalu, raksasa teknologi asal Amerika Serikat, Apple inc, akhirnya merilis layanan hiburan yang sudah lama ditunggu para penggemarnya. 

Ya, apalagi kalau bukan layanan film streaming yang saat ini sedang digandrungi masyarakat di seluruh dunia.

Dirilis khusus untuk berbagai perangkat Apple, Apple TV+ yang juga bisa diakses melalui browser seperti Chrome dan Safari ini lantas menjadi layanan Apple paling ambisius saat ini, di mana tujuan besarnya adalah untuk mengalahkan dominasi Netflix dan berbagai streaming platform lainnya khususnya di pasar domestik Amerika Serikat. 

Di mana hal tersebut dibuktikannya lewat kerja sama dengan para nama besar di industri Hollywood, yang membuat setiap film dan serial tv nya menjadi sesuatu yang worth untuk disaksikan.

Apple TV+ pun saat ini sudah tersedia di Indonesia dan bisa digunakan oleh para pengguna gadget Apple melalui aplikasi Apple TV. Namun jika sebelumnya aplikasi tersebut sudah dihapus, para pengguna masih bisa mengunduhnya kembali lewat toko aplikasi Apple.

Tim Cook pada presentasi produknya (Sumber:bgr.com)
Tim Cook pada presentasi produknya (Sumber:bgr.com)
Penulis yang kebetulan memiliki gadget Apple meskipun keluaran lama (heuheu), lantas penasaran untuk menjajal seperti apa konten streaming yang ditawarkan Apple ini. 

Beruntungnya, Apple menyediakan waktu trial selama 7 hari sebelum kita benar-benar memutuskan untuk berlangganan layanan tersebut.

Tentunya berbeda dengan Goplay yang tidak menyediakan fitur trial bahkan memiliki harga langganan yang tidak ramah di kantong. Dimana tulisan mengenai ulasan aplikasi Goplay ini bisa juga dibaca pada tautan berikut; Menjajal Goplay, Penantang Baru dalam Perang Layanan Streaming

Lantas, apakah layanan milik perusahaan berlogo apel kroak ini layak untuk dilanggan?
1. Original Konten yang Menarik

Variety.com
Variety.com
Seperti yang sudah pernah saya utarakan pada tulisan-tulisan sebelumnya mengenai platform streaming, original konten saat ini memang menjadi tulang punggung dari sebuah layanan streaming film. 

Original konten menjadi diferensiasi utama dari berbagai layanan streaming yang kini nampak hampir sama.

Apple tentu tidak main-main dalam hal ini. Budget besar jelas "bakar" Apple demi mendatangkan nama besar di dalam batalion Apple TV+ mereka. 

Hasilnya? 7 Serial tv dan 1 film dokumenter menjadi showcase awal yang menarik di mana menampilkan berbagai nama besar Hollywood di sana.

Jason Momoa di serial bertema distopia See, Jennifer Aniston di serial The Morning Show, Joel Kinnaman di serial berlatar timeline alternatif tentang perjalanan manusia pertama ke bulan berjudul For All Mankind.

Tersedia pula serial anak Snoopy dan Helpster yang mirip dengan The Puppet Show, hingga dokumenter Elephant Queen, menjadi contoh bagaimana konten original Apple begitu menarik untuk disimak.

Jen Aniston di The Morning Show (Sumber:theverge.com)
Jen Aniston di The Morning Show (Sumber:theverge.com)
Bahkan saking ambisiusnya, serial The Morning Show yang di dalamnya terdapat ensemble cast Hollywood kelas A semisal Jen Aniston, Reese Witherspoon dan Steve Carell, konon memakan biaya hingga $15 Juta per episodenya seperti dilansir dari laman Digitaltrends. 

Di mana angka tersebut jauh lebih besar dari biaya per episode Game of Thrones yang "hanya" sebesar 8-10 Juta USD.

Hal tersebut bahkan belum termasuk rencana rilis konten eksklusif garapan M.Night Shyamalan, Steven Spielberg, dan sutradara Children of Men, Alfonso Cuaron yang segera hadir tak lama lagi.

Maka makin menariklah masa depan konten milik Apple TV+ ini. Karena kelak film-film yang akan dihasilkan dari platform ini akan menjadi film berbudget rendah namun oscar worthy layaknya Roma milik Netflix yang berjaya di tahun lalu.

2. Desain Interface yang Clear dan Classy

Sumber:9to5mac.com
Sumber:9to5mac.com
Layaknya desain yang diadopsi oleh tiap produk dan layanan Apple sebelumnya, Apple TV+ pun masih memiliki benang merah yang sama. Yaitu desain yang elegan dengan interface yang clear dan terasa classy.

Warna putih dan hitam langsung mendominasi aplikasi ini begitu kita mencoba menyusuri berbagai konten di dalamnya. Penggunaan warna minimalis ini juga tentunya mempengaruhi performa aplikasi yang jadi terasa ringan namun tidak terkesan murahan.

Tersedianya menu download juga memudahkan kita kala ingin menyaksikan tontonan tanpa jaringan internet. 

Menariknya, apabila kita membuka aplikasi tersebut di saat tidak ada koneksi internet, maka kita langsung diarahkan ke menu download saja. Tidak masuk ke interface yang sama kala jaringan internet tersedia. Cukup menarik.

3. Kualitas Gambar 4K dan Sound Dolby Atmos

Sumber:Appleinsider.com
Sumber:Appleinsider.com
Nah, ini yang menjadi nilai plus lainnya dari Apple TV+. Sama seperti Netflix dan layanan streaming lainnya, Apple TV+ juga dilengkapi dengan pilihan output layar hingga kualitas 4K.

Bahkan dilengkapi juga dengan kualitas HDR dan Dolby Vision. Tentunya kualitas ini akan menyesuaikan dengan perangkat yang kita punya.

Namun yang menarik adalah bahwasanya kualitas sound yang dihasilkan bisa menyentuh kualitas Dolby Atmos. 

Tentunya hal ini akan semakin maksimal jika digunakan pada gadget Apple terbaru yang sudah mendukung channel sound hingga kualitas ini atau kala menggunakan aksesoris sound pihak ketiga yang juga sudah mendukung kualitas Dolby Atmos.

Bahkan layanan ini pun sudah dilengkapi dengan subtitle bahasa Indonesia, sehingga memudahkan setiap kita dalam menikmati ragam kontennya. 

Tidak seperti Netflix yang butuh waktu hingga setahun untuk menghadirkan subtitle bahasa Indonesia, kala pertama kali masuk ke Indonesia di tahun 2016 silam.

Sumber:Techcrunch.com
Sumber:Techcrunch.com
Oh iya, bagi yang suka melakukan casting dari gawai ke televisi menggunakan google chrome seperti saya, Apple TV+ belum mendukung layanan ini. 

Pengguna harus casting menggunakan perangkat fisik Apple TV. Dan jika tidak punya, ya mau tidak mau harus puas menyaksikan kontennya di layar gawai saja.

4. Biaya Berlangganan yang Masih Masuk Akal
Jika melihat ketersediaan konten saat ini, tentulah kita masih bisa mengatakan bahwa harga yang ditawarkan Apple cukup lumayan, yaitu Rp 69.000, per bulan.

Harga itu lebih murah sekitar Rp 40.000,- dibanding Netflix. Bahkan jauh lebih murah dari Goplay yang sebesar Rp 89.000,- tanpa trial, heuheu.

Sumber:Gadget.ndtv.com
Sumber:Gadget.ndtv.com
Namun dengan mekanisme harga seperti itu, kita bisa menikmati konten Apple TV+ hingga di 6 perangkat berbeda. Bandingkan dengan Netflix yang hanya bisa maksimal di 5 perangkat, itu pun dengan catatan harus mengeluarkan kocek sebesar Rp 169.000,-

Tak hanya itu, apabila kita membeli gadget Apple baru di tahun ini, kita akan diberikan akses gratis ke Apple TV+ selama setahun. 

Pun bagi para siswa yang berlangganan paket Apple Music for Student, juga mendapat akses gratis untuk menyaksikan konten di platform streaming ini.

Sementara paket lain yang sedang digodok Apple adalah bundling Apple Music dan Apple TV+ yang konon bakal dibanderol sekitar $15 atau sekitar Rp 200.000,-. Menarik bukan?

5. Eksklusifitas Konten dalam Genggaman

Sumber:Observer.com
Sumber:Observer.com
Namanya Apple tentu tidak akan jauh-jauh dari kesan eksklusif yang dibawanya. Mulai dari tipe charger yang berbeda sendiri dari pabrikan gadget lainnya, OS yang tertutup, hingga berbagai fitur eksklusif lainnya yang hanya bisa ditemukan pada gadget Apple, menjadi bukti bagaimana Apple memang menawarkan para penggunanya sebuah layanan eksklusif yang berbeda.

Hal ini juga yang lantas diaplikasikan pada Apple TV+. Karena alih-alih menyediakan banyak konten film dan serial populer lain di dalam pustaka kontennya layaknya layanan streaming sejenis, Apple justru menghilangkan hal tersebut.

Ya, Apple TV+ murni menyediakan konten original mereka tanpa adanya "gangguan" konten lain. Karena komitmen Apple adalah terus menyajikan konten baru setiap bulannya, sehingga konsumen tak perlu khawatir akan kekurangan tontonan.

Sumber:Apple.com
Sumber:Apple.com
Jadi, jika memang ingin menyaksikan film-film mainstream, pengguna tetap diarahkan untuk menyewa atau membeli film yang sebelumnya tersedia di aplikasi iTunes, di mana kini juga tersedia di dalam satu aplikasi Apple TV.

Jadi, hal tersebut cukup mirip dengan skema yang ditawarkan Hooq dimana penonton bisa memilih untuk streaming konten yang tersedia atau menyewa konten lain dalam katalog "rent". 

Hanya saja, Hooq masih cukup "baik" karena tetap menyediakan banyak konten mainstream untuk ditonton secara streaming.

Penutup

Sumber:Insider.com
Sumber:Insider.com
Sebagai pemain baru di ranah streaming, Apple TV+ sejatinya menawarkan banyak hal menarik. Khususnya pada deretan serial yang sudah bisa dinikmati saat ini dan beberapa project film ke depannya yang sangat menarik bahkan konon digadang-gadang memiliki kualitas Oscar.

Secara harga pun, biaya berlangganan Apple TV+ tak bisa dibilang mahal. Rp 69.000,- tentu saja masih masuk ke dalam kategori standar, bahkan terhitung murah jika mengingat begitu banyaknya sineas dan aktor Hollywood kelas A yang siap mengisi pustaka konten Apple TV+. 

Hanya saja, 8 konten yang baru tersedia saat ini memang masih sangat sedikit dan tentunya perlu pertimbangan ulang untuk mengeluarkan kocek berlangganan tersebut.

Eksklusifitas konten yang dibawanya sejatinya juga perlu mendapat pertimbangan lebih. Tanpa adanya film atau serial televisi non original, tentu akan berpotensi menyebabkan kebosanan bagi pelanggan Apple TV+. 

Bila hal itu terjadi dan lantas ingin menyaksikan film lain, tentu kita harus merogoh kocek tambahan untuk sekadar sewa film. 

Maka bukan tidak mungkin beban berlangganan bulanan pun akan jauh lebih mahal dibanding berlangganan layanan streaming sejenis.

Sumber:Appleinsider.com
Sumber:Appleinsider.com
Bagi penulis sendiri Apple TV+ memang memiliki potensi yang sangat besar dalam menghadirkan berbagai konten menarik dan berkualitas ke depannya. 

Hanya saja, untuk saat ini rasanya penulis masih merekomendasikan layanan streaming lain apabila ada dari pembaca yang baru mau memutuskan berlangganan layanan streaming.

Netflix, Prime Video, dan Hooq tentu bisa jadi pilihan untuk saat ini. Sementara Apple TV+ rasanya masih bisa menunggu hingga tahun depan untuk melihat terlebih dahulu bagaimana perkembangan konten dan layanannya. 

Apalagi bakal ada Disney+ dan HBO MAX yang siap meramaikan perang streaming dan secara konten pun rasanya tak kalah menarik.

Nah, makin bingung memilihnya bukan? Heuheuheu

Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun