Penyerangan dengan metode "tak biasa" itu kemudian cukup rapi dieksekusi oleh sang pelaku. Tak meninggalkan jejak, sidik jari, bahkan DNA yang normalnya akan mudah terlacak beberapa waktu setelah adanya tindak pemerkosaan.
Polisi yang kesulitan mencari identitas pelaku, kemudian semakin dipersulit oleh keterangan tak konsisten yang diberikan oleh Marie terkait laporan pemerkosaannya.Â
Ditambah dengan kesaksian yang diberikan orang terdekat bahwa Marie tumbuh menjadi seorang remaja yang hiperaktif dan nampak terus mencari perhatian dengan berbagai tindakan kekanak-kanakannya, maka semakin kuatlah ketidakpercayaan polisi terhadap Marie.
Kasus pun kemudian dihentikan penyidikannya dengan terlebih dahulu Marie mengalami tekanan dari kepolisian terkait fase yang membingungkan bagi dirinya sendiri.Â
Yaitu perihal benar tidaknya perkosaan yang dia alami, karena semuanya nampak abu-abu bagi Marie yang sedang memasuki fase trauma berat. Puncaknya adalah Marie dituntut karena dianggap memberikan keterangan palsu ke polisi.
Namun 3 tahun berselang, sebuah rentetan pemerkosaan di kota Colorado berhasil mendapatkan perhatian lebih oleh dua polisi wanita, yaitu Detektif Grace Rasmussen (Toni Collette) dan Detektif Karen Duvall (Merritt Wever).Â
Rentetan kasus ini pun semakin menarik untuk dipecahkan ketika akhirnya menuntun 2 polisi tersebut ke dalam satu kasus yang sudah ditutup 3 tahun lalu di kota Washington. Ya, kasus pemerkosaan Marie Adler yang masih mengharapkan keadilan.
Reka Ulang Penyelesaian Kasus yang Realistis
Unbelievable pada dasarnya mengadopsi 2 gaya penceritaan sebagai fokus utamanya, yaitu pertama potongan kilas balik untuk menggambarkan kejadian pemerkosaan dan latar belakang karakternya.