Membawa tongkat estafet sebagai Joker baru sepeninggal Heath Ledger yang begitu sukses dan fenomenal, Jared Leto tentu membawa beban yang cukup berat di pundaknya. Leto yang sejatinya menjadi bagian dari proyek ambisius WB pada saat itu lewat DC Extended Universe, pada kenyataannya harus menerima pil pahit berkat performanya yang menerima banyak hujatan dari para fans dan penonton kasual.
Penulis pribadi pada awalnya masih menganggap bahwa performa Leto sebagai Joker baik-baik saja. Ia hanya menunjukkan interpretasi yang berbeda, demi menghapus image Ledger yang kadung terpatri di benak penonton meskipun tahu bahwa Joker versinya berasal dari proyek film yang berbeda.
Namun di luar isu yang berhembus bahwa WB memotong sebagian besar adegan yang melibatkan sosok Joker sehingga kita tak diberikan gambaran maksimalnya, harus diakui bahwa performa Leto memang cukup buruk. Ini penulis sadari setelah menonton ulang filmnya khusus untuk melihat interpretasi Joker di film ini.
Leto membuat sosok Joker benar-benar menjadi lawan tak sepadan bagi sang ksatria kegelapan. Terlalu "berwarna" dan nampak rapuh.
5.Joker a.k.a Arthur Fleck di film Joker (2019)
Lewat kolaborasi Todd Phillips dan Joaquin Phoenix, akhirnya kita disuguhi sosok Joker yang benar-benar memiliki latar belakang kisah yang kuat. Membuat karakter baru bernama Arthur Fleck sebagai seseorang dibalik sebutan The Joker, Todd Phillips lantas mengkombinasikan unsur melodrama yang kuat dalam film ini dengan tema besar seputar mental illness dan kritikan akan kondisi sosial saat ini.
Mengambil pondasi kisah sang komedian yang terinspirasi dari komik The Killing Joke, Joaquin Phoenix lantas menunjukkan kualitas akting kelas Oscarnya lewat penampilan Joker yang lebih suram, rapuh dan menyedihkan bahkan terjebak dalam multi delusi yang diciptakannya sendiri.
Dan yang terpenting, suksesnya penampilan Phoenix akan kembali menjadi beban berat bagi siapapun yang terpilih memerankan sosok Joker di proyek DC selanjutnya.