Entah karena ini aplikasi baru ataupun memang bug yang belum terlacak oleh programmernya, nyatanya aplikasi ini masih sering log out dengan sendirinya. Tidak running on background seperti halnya Netflix atau platform streaming lain.
Dengan beberapa poin tersebut, praktis Goplay tertinggal di belakang untuk masalah aksesibilitas dan konektivitas.
Konten yang Seadanya
Jika Joko Anwar mengatakan skenario adalah tulang punggung dalam sebuah film, maka saya pribadi mengatakan bahwa konten adalah tulang punggung dari sebuah platform streaming.
Hal-hal teknis yang negatif bisa dikesampingkan jika kemudian kontennya begitu menarik dan menggiurkan. Namun hal-hal teknis yang bersifat positif juga akan begitu mudah dilupakan jika konten yang ditawarkan kemudian tak memiliki diferensiasi apapun bahkan cenderung biasa saja.
Dan jujur, Goplay masuk ke dalam kategori konten yang biasa saja. Setidaknya sampai saat ini.
Untuk konten Goplay Original sendiri memang cukup menarik karena ada deretan film berkualitas semisal Wiro Sableng, Aruna dan Lidahnya, Kulari ke Pantai dan Buffalo Boys. Sementara serial dan variety show nya ada Filosofi Kopi the Series, Namanya Juga Mertua dan Kata Bocah The Show yang merupakan talkshow ramah anak.
Namun ya itu saja, sementara konten film sisanya hampir sama dengan platform streaming lain, yang nampaknya memang menjadi default content untuk layanan streaming di Indonesia. What's Wrong with Secretary Kim, Hangout, Keramat dan Virgin, tentu merupakan judul yang familiar didengar bukan?
Perhitungan kasar saya, nampaknya hanya sekitar 100-an konten bahkan bisa kurang, yang saat ini baru tersedia di Goplay. Tentu angka ini kalah jauh dengan para pesaingnya.