Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Berharap Oscar pada "Kucumbu Tubuh Indahku"

17 September 2019   17:26 Diperbarui: 18 September 2019   09:36 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
3 Besar Kandidat Perwakilan Oscar (grid.id)

Bahkan film seperti Parasite telah membuktikan bahwa film dengan tema berat sekalipun mampu dituturkan secara ringan yang berujung pada hasil box office yang juga sangat luar biasa. Sehingga kalau boleh jujur, nampaknya Parasite yang akan menjadi saingan berat bukan hanya dari Indonesia namun juga seluruh dunia.

Untuk itulah, diatas kertas memang Kucumbu Tubuh Indahku lah yang paling layak untuk dipilih mewakili Indonesia dan menjadi penantang diantara berbagai film berkualitas lainnya. 

Karena selain nama Garin Nugroho yang film-filmnya langganan masuk festival internasional, film ini pun sudah sedikit terbantu publisitasnya berkat nominasi yang didapatkannya di ajang Venice Film Festival 2018 dalam memperebutkan trophy Queer Lion, yang mana merupakan kategori khusus film-film bertema LGBT.

Garin Nugroho, sineas di balik film Kucumbu Tubuh Indahku |beritasatu.com
Garin Nugroho, sineas di balik film Kucumbu Tubuh Indahku |beritasatu.com
Hanya saja pemilihan Kucumbu Tubuh Indahku pastilah akan memicu sedikit kontroversi di negara ini. Karena seperti kita tahu pada saat penayangannya beberapa bulan lalu, film ini mendapat kecaman dari berbagai pihak konservatif. Bahkan tak sedikit juga yang menyerukan boikot terhadap film ini terkait tema LGBT yang dibawanya.

Maka ketika film ini seharusnya mendapat dukungan penuh dari masyarakat, maka tentulah akan ada pro kontra terkait hal ini. Di satu sisi film ini harus didukung, namun di sisi lain tema LGBT yang dibawanya memang sedang diperangi oleh beberapa pihak di negara ini.

Namun prediksi penulis, penolakan ini hanya akan menjadi riak-riak kecil yang kemudian bisa tertutup oleh dukungan penuh para pecinta film nasional yang rindu melihat karya anak bangsa benar-benar berkibar di panggung Oscar 2020 kelak.

Yang Penting Dananya

Piala Oscar |Kompas.com
Piala Oscar |Kompas.com
Berbagai unsur perlombaan semisal sisi teknis maupun kualitas temanya yang telah memenuhi syarat, jelas tak akan berpengaruh apa-apa jika tidak didukung dengan sokongan dana yang mumpuni. 

Penulis pribadi memang tidak mengetahui berapa besaran dana yang sebetulnya didapat untuk keperluan publisitas di luar Indonesia khususnya Amerika Serikat.

Namun informasi yang didapat dari berbagai sumber, kurangnya sokongan dana dari pemerintah maupun berbagai instansi terkait lah yang menyebabkan film-film nasional tak bisa berbicara banyak di ajang Oscar selama ini.

Karena biar bagaimanapun, sokongan danalah yang paling dibutuhkan agar kegiatan promosi film bisa lebih luwes dan masif. Karena tanpa hal tersebut, publisitas film nasional kita akan terhambat yang berujung pada 'tidak dikenalnya' film kita diantara para juri dan komite Oscar internasional.

Film Gundala, karya Joko Anwar| Sumber: Screenplay Films
Film Gundala, karya Joko Anwar| Sumber: Screenplay Films
Apalagi jika melihat pemberitaan mengenai pemutaran film Gundala di TIFF 2019 lalu oleh laman web theverge.com. Sang jurnalis menulis bahwa Gundala datang dari "unexpected source". Yang mana berarti Indonesia saat ini tidak dianggap sebagai negara yang memiliki sumber film berkualitas.

Jadi bagaimana, sudah siapkah pemerintah dan berbagai instansi terkait mendukung film nasional di ajang Oscar melalui sokongan dana yang memadai? Karena tanpa hal tersebut, jangankan berbicara masuk 5 besar, 9 besar pun tak akan pernah bisa jika strategi dan dana yang dikeluarkan masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun