Sementara Kucumbu Tubuh Indahku 'hanya' berhasil mencatatkan angka 23.169 penonton. Untuk kemudian 27 Steps of May melengkapinya di angka 57.146 penonton.
Hasil ketiga film tersebut sejatinya sudah menggambarkan perolehan khas film arthouse pada umumnya. Yaitu jumlah penonton yang sedikit dikarenakan segmentasi penonton film itu sendiri dan jumlah layar penayangannya yang sangat terbatas.Â
Namun total tersebut tetap kalah dari Marlina yang mampu meraup sekitar 100 ribu lebih penonton untuk masa tayang yang lebih pendek dan jumlah layar yang juga lebih sedikit.
Dengan jumlah seperti itu, tentu saja Ave Maryam merupakan film terpopuler di antara ketiganya. Namun tentu saja hasil perolehan penonton tersebut bukan menjadi faktor utama karena pada akhirnya Ave Maryam tak dipilih oleh komite Oscar Indonesia untuk mewakili Indonesia.
Kucumbu Tubuh Indahku dengan pesan tentang kesetaraan gender dan usaha menerima diri sendiri. Sedangkan 27 Steps of May tentang woman empowerement melalui gambaran perjuangan wanita untuk lepas dari kelamnya trauma masa lalu.
Sementara Ave Maryam walaupun tak kalah artistik dan berisi, namun ada beberapa detail keagamaan yang nampak kurang akurat. Sehingga dikhawatirkan hal ini akan menjadi bumerang kala dipertandingkan dengan berbagai film internasional lainnya. Juga pesan yang disampaikan tak sekuat 2 film tandingannya.
Maka pemilihan Kucumbu Tubuh Indahku penulis rasa sudah cukup tepat, mengingat pesan terkait LGBT memang menjadi pesan yang paling seksi untuk diangkat ke dalam festival film dunia. Selain juga unsur tradisional dan budaya Indonesia melalui adegan tari dan monolog kelas dunia, turut disematkan di tengah-tengahnya.Â
Kucumbu Tubuh Indahku bisa dibilang mampu merepresentasikan kekayaan budaya sekaligus sisi kelam Indonesia di saat bersamaan dan melebur menjadi satu dalam sajian visual yang memanjakan mata.
Film-film dari berbagai belahan dunia lainnya semisal Joy (Austria), Pain & Glory (Spanyol), The Moneychanger (Uruguay) dan Instinct (Belanda), bahkan sudah lebih dulu diikutsertakan ke dalam berbagai festival film bergengsi semisal Locarno International Film Festival, Toronto International Film Festival, Venice Film Festival dan Cannes Film Festival.
Bahkan untuk region Asia pun, Indonesia akan berhadapan dengan beberapa film yang tak kalah raksasa. Yaitu Parasite (Korea), yang sebelumnya telah memenangkan Palme d'Or di ajang Cannes Film Festival sekaligus menjadi salah satu film terlaris di Korea Selatan dan film animasi Weathering With You (Jepang) yang mendapatkan berbagai kritik positif mengenai pesan universal yang dibawanya.