Referensi lawakan Warkop DKI klasik jelas lebih terasa pada film ini dibandingkan versi Anggy Umbara yang bisa dibilang cukup absurd itu. Jokes seperti "Manurung-Panjaitan", adegan jatuh dari kursi, dan Kasino yang sempat-sempatnya bersalaman dengan Dono dan Indro kala dikejar warga misalnya, menjadi sedikit contoh bagaimana hal-hal tersebut cukup mampu mengingatkan kita akan trio Warkop DKI asli.
Tak terkecuali dengan munculnya adegan mereka sebagai penyiar radio, yang mengingatkan kita bahwa Warkop DKI memang dibesarkan oleh Radio yaitu Prambors.
Pun parodi film-film hits masa kini mampu menjadi scene stealer yang sangat efektif mengocok perut. Film-film apa saja yang diparodikan oleh trio konyol tersebut, rasanya harus ditonton langsung agar menimbulkan efek kejut yang maksimal.
Sehingga para penggemar Warkop DKI klasik akan mudah menemukan berbagai referensi film klasiknya yang dikemas layaknya easter eggs yang disebar di sepanjang film. Namun bagi generasi yang lebih muda dan tak terbiasa akan lawakan Warkop DKI, beberapa jokes mungkin akan dianggap datar dan nampak "hit n miss".
Trio yang Tak Kalah Menjanjikan
Dono, Kasino dan Indro memang tak akan bisa tergantikan. Namun bukan berarti karakter tersebut tidak bisa ditiru untuk memunculkan kembali nostalgia terhadap trio yang tahun ini genap berusia 46 tahun. Abimana, Vino dan Tora jelas sudah membuktikan bahwa mereka bisa mimicking Dono Kasino Indro dengan cukup baik dan otentik.
Lantas bagaimana dengan Aliando, Adipati dan Randy sebagai trio baru?
Tak disangka-sangka mereka bertiga mampu memberikan penampilan terbaik yang cukup otentik. Gestur tubuh mereka bertiga baik ketika berbicara ataupun ketika muncul tanpa dialog, sukses mengingatkan kita akan trio Warkop DKI asli di kala muda.Â
Trio muda ini tak sekadar mampu meniru Warkop DKI asli melainkan juga mampu menyamai apa yang sudah dilakukan trio Reborn sebelumnya.